Senin, 26 April 2010

Rambut pembawa masalah..!! (Duhai Kaum Wanita/istri)

Seorang suami dengan langkah ringan pulang menuju ke rumahnya, banyak pekerjaan menumpuk telah diselesaikan dan ada rizki lebih dari jalan yang halal hari ini, bayangan akan cerianya senyum cantik istrinya dan anak-anaknya selalu terbayang dalam perjalanan pulang, sesekali dia melirik hadiah yang telah disiapkannya untuk anak dan istri di rumah. Sesampainya di rumah, diketuknya pintu rumah, “Assalamu’alaikum!”, di balik sana telah bersiap istrinya untuk membukaan pintu, “Wa’alaikumussalam!” balas sang istri, dengan senyum terkembang sang suami masuk ke dalam rumah, seperti biasa sang suami mengecup kening istrinya tanda cinta. Tapi tunggu! Ada bau apek yang terasa sekali di hidungnya... bau rambut yang kurang nyaman...

Suasana bahagia bisa jadi berubah drastis menjadi suram hanya karena hal-hal kecil yang kurang diperhatikan oleh sebagian istri, rambut yang sering ditutupi hijab memang berpeluang banyak berkeringat dan menimbulkan bau yang kurang sedap, apalagi tadi setelah menjemur baju diluar dan sang istri mengenakan hijabnya pada saat menjemur pakaian terkena langsung sinar matahari, sehingga bau rambut di balik hijab yang terpanggang matahari ditambah keringat yang berlebih menjadi kombinasi yang tepat untuk peluang bau tidak sedap bermunculan...

Ketahuilah wahai saudariku muslimah! Sesungguhnya dianjurkan bagi seorang wanita untuk memperhatikan rambutnya, dengan cara menyisirnya, meminyakinya, mencucinya dan yang semisalnya agar ia tampak indah bak bunga yang mekar bersemi di hadapan suaminya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa menyenangkan hati suami adalah tuntutan agama yang harus ditunaikan seorang istri, bagaimanapun repotnya, apapun alasannya, tidak layak bagi seorang istri berpenampilan yang tidak menyenangkan suaminya..

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ia adalah wanita yang taat ketika diperintah (oleh suaminya), yang menyenangkan ketika melihatnya...” [HR. An-Nasaa-i (VI/68) dengan sanad yang shahih].

Karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang para shahabatnya jika kembali dari perjalanan jauh untuk langsung menemui istrinya pada malam hari, agar sang suami tidak melihat istrinya dalam keadaan yang tidak menyenangkan (dalam keadaan belum berhias atau belum memakai wewangian), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Tundalah dahulu! Sehingga kita masuk pada waktu malam agar wanita yang rambutnya acak-acakan bisa menyisir terlebih dahulu, dan wanita yang ditinggal pergi oleh suaminya bisa mencukur bulu kemaluannya terlebih dahulu.” [HR. Al-Bukhari (579), Muslim (715)]

Asy-Sya’itsah dalam hadits di atas maksudnya adalah wanita yang rambutnya acak-acakan dan penuh debu. Maksudnya adalah agar para suami yang meninggalkan istrinya dalam jangka waktu lama agar menahan diri dulu ketika pulang kerumah, dan hendaknya suami tidak pulang dengan mendadak tanpa pemberitahuan dahulu (pulang dengan kejutan), hendaknya suami memberikan pemberitahuan kepada istri kapan hari dan waktu kepulangannya. Hal demikian penting bagi istri agar dia mempersiapkan diri untuk berhias atau mencukur rambut kemaluannya dahulu agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap di hadpan suaminya.

Ketahuilah wahai wanita mukminah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa memiliki rambut, maka muliakanlah!” [HR. Abu Dawud (4163), dengan sanad yang hasan]

Maka saudariku muslimah, perlakukanlah rambutmu dengan baik sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketahuilah hukum-hukum dalam agamamu dengan baik meski itu pada masalah rambut sekalipun. Jika engkau hendak menyisir rambutmu maka sisirlah dari bagian kanan, sebagaimana hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha :

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senang memulai dengan sebelah kanan ketika memakai sandal, menyisir, bersuci dan di dalam semua keadaannya.” [HR. Al-Bukhari (426), Muslim (268)]

Karena itu janganlah engkau membiarkan dirimu selalu dalam kehinaan dan mendapatkan kedongkolan suami, muliakanlah dirimu dengan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena engkau tidak akan menjumpai sunnah-sunnah itu melainkan sebaik-baik petunjuk yang pernah engkau temui, agar rumah tanggamu selalu dalam kondisi bahagia dan sakinah! Janganlah engkau biarkan mahkota dan perhiasanmu tampil acak-acakan di hadapan suami, karena itu akan merusak pandangannya terhadapmu dan akan timbul rasa enggan suamimu terhadapmu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat rambut seseorang acak-acakan beliau bersabda :

“Tidakkah ia mendapatkan sesuatu yang dapat merapihkan rambutnya?” [HR. Abu Dawud (4062), dan An-Nasa-i (VIII/183), dengan sanad yang shahih]

Seorang wanita juga dilarang menggunakan al-Barukah yaitu semacam rambut sambungan /wig/sanggul. Diriwayatkan dari Asma’ radhiyallahu ‘anha : “Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan yang meminta untuk disambungkan rambutnya.” [HR. Al-Bukhari (5936), Muslim (2122)]

Al-Waashilah adalah wanita yang menyambungkan rambut seorang wanita dengan rambut yang lainnya, dan al-Mustaushilah adalah wanita yang minta disambungkan rambutnya dengan rambut yang lainnya. Masuk dalam masalah menyambung rambut inia adalah dengan mengenakan wig, sanggul (konde – yang banyak digunakan pada tanggal 21 April kemarin oleh kebanyakan wanita awam), atau juga dengan menyambung rambut di salon kecantikan di mana rambut seseorang bisa disambungkan dengan rambut orang lain sehingga terlihat dia memiliki rambut yang panjang dan asli.

Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat yang lain dari Asma’ radhiyallahu ‘anha, bahwasanya seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata, “Sesungguhnya aku telah menikahkan anakku, kemudian ia tertimpa sakit hingga rambutnya rontok, sementara suaminya menganjurkanku untuk menyambungkan rambutnya, bolehkan aku menyambungkan rambutnya?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela wanita yang menyambungkan rambutnya dan yang meminta agar disambungkan rambutnya.” [HR. Al-Bukhari (5935), Muslim (2122)]

Termasuk dalam hal memperhatikan rambut adalah tentang sunnah-sunnah fitrah, diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Fitrah itu ada lima, khitan, istihdaad, mencukur kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.” [HR. Al-Bukhari (5891), Muslim (257)]

Al-Istihdaad maknanya adalah menghilangkan bulu yang ada di sekitar kemaluan, dan dianjurkan juga bagi wanita agar menghilangkan bulu ketiak yang ada di sekitar kemalian secara rutin karena hal deikian adalah sunnah-sunnah fitrah yang disunnahkan. Termasuk makruh bagi seorang wanita (juga laki-laki) membiarkan hingga panjang bulu kemaluannya sehingga hal demikian bisa menjadi tempat berkumpulnya kotoran dan sumber bau yang tidak sedap, yang dapat menjauhkan salah seorang dari pasangan suami istri. Karena itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan bimbingan agar tidak membiarkan rambut tersebut tidak dipotong (dicukur) selama lebih dari empat puluh malam.

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Kami diberi waktu untuk (memotong) kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur rambut kemaluan dengan tidak meninggalkannya lebih dari empat puluh malam.” [HR Muslim (258), Abu Dawud (420), at-Tirmidzi (2759), an-Nasa-i (I/15) dan Ibnu Majah (295)]

Oleh karena itu disunnahkan juga untuk rutin mencabut bulu ketiak agar tidak menimbulkan bertumpuknya kotoran dan bau tidak sedap ketika berkeringat atau terkena hawa panas, sehingga bau dari ketiak juga bisa mempengaruhi keindahan hubungan suami istri.

Namun ada yang dilarang dalam membersihkan rambut di sekitar area wajah secara mutlak, yakni An-Namsh, hal ini diharamkan untuk menghilangkan bulu bagian alis (menipiskannya), baik hal ini ditujukan untuk suami atau yang lainnya, dengan izin suami atau tidak. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menghilangkan bulu alis atau orang yang meminta dihilangkan bulu alisnya. [HR. Al-Bukhari (5948), Muslim (2125)].

Namun sangat disayangkan sekali kebiasaan An-Namsh ini sangat banyak sekali dilakukan kaum wanita hanya untuk sekadar tampil cantik dan dikagumi kecantikan wajahnya, atau untuk tampil terlihat lebih muda di hadapan masyarakat. Atau bagi pasangan pengantin baru ketika dirias saat akan didudukkan di pelaminan maka bulu alisnya akan dicukur dan diganti dengan lukisan, naudzu billahi min dzaalik. Semoga kalian semua wahai saudariku muslimah memperhatikan rambut yang ada pada diri kalian, serta pahamilah hukum-hukum tentang rambut itu.

Wallahu a’lam bish showab

Oleh : Andi Abu Najwa

RUKUN PENYEMBUHAN Bagikan

Rukun Penyembuhan Herba akan berkhasiat apabila pengamalannya memenuhi semua rukun-rukun yang ditentukan. Rukun-rukun herba diambil dari kisah seseorang yang meminta obat kepada Rasulallah saw. untuk menyembuhkan sakit perut. Kemudian Rasulullah memberikan madu. Setelah madu itu diminum ternyata tidak sembuh bahkan semakin parah. Kemudian diulanginya sampai empat kali. Baru pada kali keempat orang sakit tersebut sembuh.

Dengan demikian orang yang sakit perlu dibimbing agar memenuhi semua rukun penyembuhan sehingga mendapatkan khasiat paling optimal dari herba yang dikonsumsi.

Rukun penyembuhan ada 4, yaitu:

Tawakkal dan Keyakinan, tanpa ragu-ragu
Amalan yang terus menerus (istiqomah)
Berlaku tanda penyembuhan (direction of cure - DOC)
Dosis yang mencukupi

Keyakinan

Keyakinan merupakan pintu penyembuhan yang perlu dibuka terlebih dahulu. Keyakinan akan membangkitkan tenaga dalam yang amat penting untuk membantu mengembalikan sistem imunitas tubuh. Menggunakan herba dalam keadaan tidak yakin akan menjadi usaha yang sia-sia.

Simpul kedua yang harus dibuka adalah mengarahkan rasa cemas dan takut hanya kepada Allah. Selanjutnya simpul ketiga adalah mengembangkan sikap sabar atas ujian yang diberikan Allah swt.

Amal yang Berterusan

Amalan yang berterusan artinya istiqomah dan sabar dalam menunggu herba melakukan perbaikan ke seluruh tubuh (total healing). Apabila kita menyadari bahwa sumber penyakit datang dari makanan sehari-hari yang mengandung racun, maka sudah seharusnya menggunakan herba secara rutin pula sehari-hari. Penyakit timbul setelah sekian lama gangguan organ tubuh terjadi. Begitu juga obat, perlu waktu untuk menjalankan proses pemulihan sel-sel yang rusak.

Munculnya Krisis Kesembuhan / DOC

Krisis kesembuhan adalah tanda-tanda yang menunjukkan herba sedang bekerja yang dikenal dengan Direction od Cure (DOC). Di antara tanda-tanda DOC adalah sebagai berikut:

Bertambah keluar penyakit. Sering dijumpai seseorang menggunakan herba tampak semakin banyak penyakit keluar seperti pada perempuan yang keputihan, jerawat, dan lain-lain.
Berpindah penyakit dari bagian tertentu ke bagian yang lain. Misalnya pada penderita asma setelah menggunakan herba menunjukkan gatal-gatal di kulit.
Terasa sakit di bagian pinggang dan telapak kaki. Sistem syaraf mempengaruhi keadaan ini, di mana rasa sakit seolah-olah berpindah ke bawah terutama di sekitar pinggang atau langsung ke telapak kaki. Telapak kaki berhubungan dengan refleksi bagi perawatan seluruh tubuh.
Mengulangi sejarah sakit. Pengulangan gejala yang tidak disadari telah terjadi di suatu masa dahulu.

Dosis yang Mencukupi

Penggunaan herba yang tepat adalah yang disesuaikan dengan berat badan orang yang bersangkutan. Dalam hal ini perbandingannya adalah 10 kg : 1 gr. Artinya setiap 10 kg berat badan, obat yang harus dikonsumsi adalah 1 gram setiap harinya. Hal ini termasuk semua herba yang disinergikan.

Jangan Lupa Bersedekah

Karena bersedekah ternyata memiliki kekuatan ajaib untuk menyembuhkan berbagai penyakit, dan sesuai Sabda Rosulullah S.A.W " Obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah" ( H.R. Baihaqi) .

Selamat Mencoba & Semoga Lekas Sembuh

Alhamdulillah

Alhamdulillah

By: agussyafii

Setiap pagi hari menyambut datangnya matahari sambil menghirup udara segar, tak lupa mengucapkan syukur alhamdulillah atas semua karuniaNya, anak dan istri dalam keadaan sehat juga bisa bertegur sapa dengan teman-teman semua dan berdoa untuk anda sekeluarga semoga dalam keadaan sehat wal afiat.

Saya teringat satu hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah, 'Apabila Rasulullah melihat hal-hal yang menyenangkan, beliau mengucap 'Alhamdulillah, yang dengan nikmatNya amal kebaikan disempurnakan pahalanya.' Dan apabila melihat hal-hal yang tidak menyenangkan beliau mengucap 'Alhamdulillah, atas segala hal yang terjadi.' (HR. Ibnu Majah).

Mengucap alhamdulillah atau kita mengenal dengan istilah tahmid pada dasarnya adalah sebuah kesadaran bahwa apapun yang terjadi, baik dan buruk yang kita jalani dalam hidup ini pada hakekatnya berasal dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena itulah dengan mengucap alhamdulillah maka hati kita menjadi tenteram.

Dengan hati menjadi tenteram merupakan kunci pembuka karunia dan nikmat yang lebih besar dan banyak dari Allah daripada sekedar kenikmatan fisik semata. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi wa Salam, 'Tidaklah Allah memberikan kenikmatan kepada hambaNYa lalu hambaNya mengucapkan alhamdulillah, melainkan apa yang Allah berikan itu jauh lebih baik daripada apa yang ia ambil. (HR. Ibnu Majah).

Itulah makna tahmid dalam kehidupan kita sehari-hari yang mampu memberikan motivasi kita agar tetap semangat bekerja keras dan berusaha dalam mengarungi bahtera kehidupan dengan amal kebaikan.


Wassalam,
agussyafii
--
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye program Kegiatan 'Salam Amalia' (SALMA) Hari Ahad, Tanggal 9 Mei 2010 Di Rumah Amalia. Silahkan kirimkan dukungan dan partisipasi anda di http://www.facebook.com/agussyafii2, atau http://agussyafii.blogspot.com/, http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431.

¤~ C I N T A ~¤

cinta...

berbisiklah pada mereka yang sedang terlelap dalam kegelisahannya...

sentuhlah lembut hati dan rasa mereka dengan ketulusanmu...

rengkuh mereka dalam sayap-sayapmu yang menghangatkan...

hingga terhapuskan segala kesedihan dan keraguan yang ada....

cinta...

menyelinaplah dalam kegelapan yang ada pada setiap jiwa yang kesepian...

temani mereka dalam kegamangan dan keresahan kelamnya...

percikkanlah cahayamu pada sudut yang berdebu dalam ketakutan itu...

agar terbitlah terang pada hati setiap mereka yang inginkan kebahagiaan....

cinta....

andai saja aku mampu...

memeluk setiap mereka yang inginkan ketenangan pada hidupnya...

menghapus setiap tetes air mata yang harus mengalir...

dan mengobati perih yang ada pada jiwa yang terluka karna dunia ini....

cinta...

bunuhlah saja aku dalam cahayamu...

agar yang ada hanyalah terang dan kebahagiaan...

terjelmakan pada setiap senyuman yang menghiasi semesta ini...

cinta.....

mengalirlah merdu pada setiap nada kata yang terucapkan...

tarikanlah harmoninya kerinduan akan kelegaan hati...

bersama-sama....menyatukan
setiap pertanyaan yang tak terjawabkan...

dalam cinta...dalam ketulusan..dalam kebijaksanaan....dalam kedewasaan.....

cinta...

inilah doa yang kukirimkan pada semesta....

setiap saatnya...!



Rambut pembawa masalah!

Seorang suami dengan langkah ringan pulang menuju ke rumahnya, banyak pekerjaan menumpuk telah diselesaikan dan ada rizki lebih dari jalan yang halal hari ini, bayangan akan cerianya senyum cantik istrinya dan anak-anaknya selalu terbayang dalam perjalanan pulang, sesekali dia melirik hadiah yang telah disiapkannya untuk anak dan istri di rumah. Sesampainya di rumah, diketuknya pintu rumah, “Assalamu’alaikum!”, di balik sana telah bersiap istrinya untuk membukaan pintu, “Wa’alaikumussalam!” balas sang istri, dengan senyum terkembang sang suami masuk ke dalam rumah, seperti biasa sang suami mengecup kening istrinya tanda cinta. Tapi tunggu! Ada bau apek yang terasa sekali di hidungnya... bau rambut yang kurang nyaman...

Suasana bahagia bisa jadi berubah drastis menjadi suram hanya karena hal-hal kecil yang kurang diperhatikan oleh sebagian istri, rambut yang sering ditutupi hijab memang berpeluang banyak berkeringat dan menimbulkan bau yang kurang sedap, apalagi tadi setelah menjemur baju diluar dan sang istri mengenakan hijabnya pada saat menjemur pakaian terkena langsung sinar matahari, sehingga bau rambut di balik hijab yang terpanggang matahari ditambah keringat yang berlebih menjadi kombinasi yang tepat untuk peluang bau tidak sedap bermunculan...

Ketahuilah wahai saudariku muslimah! Sesungguhnya dianjurkan bagi seorang wanita untuk memperhatikan rambutnya, dengan cara menyisirnya, meminyakinya, mencucinya dan yang semisalnya agar ia tampak indah bak bunga yang mekar bersemi di hadapan suaminya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa menyenangkan hati suami adalah tuntutan agama yang harus ditunaikan seorang istri, bagaimanapun repotnya, apapun alasannya, tidak layak bagi seorang istri berpenampilan yang tidak menyenangkan suaminya..

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ia adalah wanita yang taat ketika diperintah (oleh suaminya), yang menyenangkan ketika melihatnya...” [HR. An-Nasaa-i (VI/68) dengan sanad yang shahih].

Karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang para shahabatnya jika kembali dari perjalanan jauh untuk langsung menemui istrinya pada malam hari, agar sang suami tidak melihat istrinya dalam keadaan yang tidak menyenangkan (dalam keadaan belum berhias atau belum memakai wewangian), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Tundalah dahulu! Sehingga kita masuk pada waktu malam agar wanita yang rambutnya acak-acakan bisa menyisir terlebih dahulu, dan wanita yang ditinggal pergi oleh suaminya bisa mencukur bulu kemaluannya terlebih dahulu.” [HR. Al-Bukhari (579), Muslim (715)]

Asy-Sya’itsah dalam hadits di atas maksudnya adalah wanita yang rambutnya acak-acakan dan penuh debu. Maksudnya adalah agar para suami yang meninggalkan istrinya dalam jangka waktu lama agar menahan diri dulu ketika pulang kerumah, dan hendaknya suami tidak pulang dengan mendadak tanpa pemberitahuan dahulu (pulang dengan kejutan), hendaknya suami memberikan pemberitahuan kepada istri kapan hari dan waktu kepulangannya. Hal demikian penting bagi istri agar dia mempersiapkan diri untuk berhias atau mencukur rambut kemaluannya dahulu agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap di hadpan suaminya.

Ketahuilah wahai wanita mukminah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa memiliki rambut, maka muliakanlah!” [HR. Abu Dawud (4163), dengan sanad yang hasan]

Maka saudariku muslimah, perlakukanlah rambutmu dengan baik sesuai dengan petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketahuilah hukum-hukum dalam agamamu dengan baik meski itu pada masalah rambut sekalipun. Jika engkau hendak menyisir rambutmu maka sisirlah dari bagian kanan, sebagaimana hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha :

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam senang memulai dengan sebelah kanan ketika memakai sandal, menyisir, bersuci dan di dalam semua keadaannya.” [HR. Al-Bukhari (426), Muslim (268)]

Karena itu janganlah engkau membiarkan dirimu selalu dalam kehinaan dan mendapatkan kedongkolan suami, muliakanlah dirimu dengan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena engkau tidak akan menjumpai sunnah-sunnah itu melainkan sebaik-baik petunjuk yang pernah engkau temui, agar rumah tanggamu selalu dalam kondisi bahagia dan sakinah! Janganlah engkau biarkan mahkota dan perhiasanmu tampil acak-acakan di hadapan suami, karena itu akan merusak pandangannya terhadapmu dan akan timbul rasa enggan suamimu terhadapmu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika melihat rambut seseorang acak-acakan beliau bersabda :

“Tidakkah ia mendapatkan sesuatu yang dapat merapihkan rambutnya?” [HR. Abu Dawud (4062), dan An-Nasa-i (VIII/183), dengan sanad yang shahih]

Seorang wanita juga dilarang menggunakan al-Barukah yaitu semacam rambut sambungan /wig/sanggul. Diriwayatkan dari Asma’ radhiyallahu ‘anha : “Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat wanita yang menyambung rambutnya dan yang meminta untuk disambungkan rambutnya.” [HR. Al-Bukhari (5936), Muslim (2122)]

Al-Waashilah adalah wanita yang menyambungkan rambut seorang wanita dengan rambut yang lainnya, dan al-Mustaushilah adalah wanita yang minta disambungkan rambutnya dengan rambut yang lainnya. Masuk dalam masalah menyambung rambut inia adalah dengan mengenakan wig, sanggul (konde – yang banyak digunakan pada tanggal 21 April kemarin oleh kebanyakan wanita awam), atau juga dengan menyambung rambut di salon kecantikan di mana rambut seseorang bisa disambungkan dengan rambut orang lain sehingga terlihat dia memiliki rambut yang panjang dan asli.

Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat yang lain dari Asma’ radhiyallahu ‘anha, bahwasanya seorang wanita datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata, “Sesungguhnya aku telah menikahkan anakku, kemudian ia tertimpa sakit hingga rambutnya rontok, sementara suaminya menganjurkanku untuk menyambungkan rambutnya, bolehkan aku menyambungkan rambutnya?” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mencela wanita yang menyambungkan rambutnya dan yang meminta agar disambungkan rambutnya.” [HR. Al-Bukhari (5935), Muslim (2122)]

Termasuk dalam hal memperhatikan rambut adalah tentang sunnah-sunnah fitrah, diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Fitrah itu ada lima, khitan, istihdaad, mencukur kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak.” [HR. Al-Bukhari (5891), Muslim (257)]

Al-Istihdaad maknanya adalah menghilangkan bulu yang ada di sekitar kemaluan, dan dianjurkan juga bagi wanita agar menghilangkan bulu ketiak yang ada di sekitar kemalian secara rutin karena hal deikian adalah sunnah-sunnah fitrah yang disunnahkan. Termasuk makruh bagi seorang wanita (juga laki-laki) membiarkan hingga panjang bulu kemaluannya sehingga hal demikian bisa menjadi tempat berkumpulnya kotoran dan sumber bau yang tidak sedap, yang dapat menjauhkan salah seorang dari pasangan suami istri. Karena itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan bimbingan agar tidak membiarkan rambut tersebut tidak dipotong (dicukur) selama lebih dari empat puluh malam.

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Kami diberi waktu untuk (memotong) kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur rambut kemaluan dengan tidak meninggalkannya lebih dari empat puluh malam.” [HR Muslim (258), Abu Dawud (420), at-Tirmidzi (2759), an-Nasa-i (I/15) dan Ibnu Majah (295)]

Oleh karena itu disunnahkan juga untuk rutin mencabut bulu ketiak agar tidak menimbulkan bertumpuknya kotoran dan bau tidak sedap ketika berkeringat atau terkena hawa panas, sehingga bau dari ketiak juga bisa mempengaruhi keindahan hubungan suami istri.

Namun ada yang dilarang dalam membersihkan rambut di sekitar area wajah secara mutlak, yakni An-Namsh, hal ini diharamkan untuk menghilangkan bulu bagian alis (menipiskannya), baik hal ini ditujukan untuk suami atau yang lainnya, dengan izin suami atau tidak. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang menghilangkan bulu alis atau orang yang meminta dihilangkan bulu alisnya. [HR. Al-Bukhari (5948), Muslim (2125)].

Namun sangat disayangkan sekali kebiasaan An-Namsh ini sangat banyak sekali dilakukan kaum wanita hanya untuk sekadar tampil cantik dan dikagumi kecantikan wajahnya, atau untuk tampil terlihat lebih muda di hadapan masyarakat. Atau bagi pasangan pengantin baru ketika dirias saat akan didudukkan di pelaminan maka bulu alisnya akan dicukur dan diganti dengan lukisan, naudzu billahi min dzaalik. Semoga kalian semua wahai saudariku muslimah memperhatikan rambut yang ada pada diri kalian, serta pahamilah hukum-hukum tentang rambut itu.

Wallahu a’lam bish showab

Oleh : Andi Abu Najwa

dzikrulloh.

الحمدلله الّذى هدنالهذ.وماكنّالنهتدىلولاأ
ن هد ناالله,
والصّلاة والسّلام على سيّدنامحمدبن عبدالله,وعلى اله وصحبه ومنتبع هوداه امابعد:

Dari abu hurairah ra.berkata''
Rasulullah saw.''sesungguhnya allah ta'ala mempunyai malaikat-malaikat yang berlalu-lalang di jalan untuk mencari majlis dzikir,di mana bila mereka mendapatkan sesuatu kaum yang berdzikir kepada allah 'azazz wajalla mereka memagil malaikat-malaikat yang lain degan berkata;''marilah kesini menyaksikan apa yang kamu cari'',kemudian para malaikat membentangkan sayapnya sampai ke langit dunia ,lantas tuhan bertanya kepada mereka padahal tuhan lebih mengetahui;''apa yang di ucapkan oleh hambaku ?
Malaikat itu berkata ;''mereka menyucikan-mu membesarkan-mu,memujimu dan mengagungkan-mu''.tuhan bertanya''apakah mereka penah melihat aku ..?
Para malaikat menjawab;''dimi allah,mereka belum pernah melihat engkau,tuhan bertanya;bagaimana seandeanya mereka penah melihat aku .?
Para malaikat menjawab;'se andenya mereka pernah melihat engkau pasti mereka lebih giat beribadah kepada-mu ,lebih giat mengagungkan-mu,dan lebih giat menyucikan-mu.
Tuhan bertanya apakah mereka meminta?.malaikat menjawab;mereka meminta surga kepadamu.
Tuhan bertanya;apa mereka pernah melihat surga?; Para malaikat menjawab;''dimi allah,mereka belum pernah melihatnya.
tuhan bertanya;bagaimana seandeanya mereka penah melihanya. malaikat menjawab;'se andenya mereka pernah melihatnya nis caya mereka lebih beremagat untuk mencapainya.
Mereka lebih giat memohonnya,dan mereka sagat mengharapkannya.
Tuhan bertanya;dari apakah mereka berlindung diri?, Para malaikat menjawab;
Demi allah'' mereka berlindung diri dari api neraka'' Tuhan bertanya;apakah mereka parnah melihat neraka. Para malaikat menjawab;''dimi allah,mereka belum pernah melihatnya. ;tuhan bertanya;bagaimana seandeanya mereka penah melihanya.
Para malaikat menjawab; 'se andenya mereka pernah melihatnya nis caya mereka
Lebih menjauhkan diri daripadanya dan mereka lebih takut terhadapnya.
Tuhan berfirman;''maka saksikanlah olehmu bahwa aku telah megampuni dosa-dosa mereka''ada salah satu malaikat yang berkata;''didalam majlis itu ada sifulan,bukan termasuk ahli dzikir,ia datang di situ karena ada sesuatu kepentigan.
Tuhan berfirman;'mereka semua adalah termasuk ahli dzikir,di mana tidak ada seorangpun yang duduk di situ akan mendapatkan kecelekaan /siksaan''h.r.bukari dan muslim…?..
Beruntung sekali orang-orang yang ahli dzikir..
Beruntung sekali orang-orang yang beriman,sabar dan tawakal.
Dan tidakmungkin kalau orang yg tdk beriman mendatangi majlis dzikir.
Maka selagi nafas masih berdenyut perbayaklah dzikru allah..
اقم الصّلوة لذكرى.طه:41
Artinya ;dirikan lah ,sholat untuk mengigat-ku…
Maka igatkanlah,karena engkau hanyalah seorang pegigat…
Dari abu hurairah ra;berkata rasulullahsaw. Bsbd;''barang siapa yang pada waktu pagi dan sore membaca;
سبحان الله وبحمده
Maha suci allah dan degan memuji kepada-nya…
Sebayak seratus kali maka nanti pada hari kiamat tidak ada seorangpun yg lebih utama daripadanya kecuali orang yang membaca seperti apa yg di bacanya itu atau orang yg membacanya lebih dari seratus kali;h,r.muslim.?..
Mari sodaraku kt tingkatkan dzikrulloh.
Sebelum lidah membeku perbayaklah dzikrulloh
Sebul malaikat menjabut nyawamu perbayaklah dzikrulloh
Hanya degan dzikrullah hati menjadi tenang..??


Igatlah kalimah laa ilaha ilaa allah,dimana kita berada disaat suka atau duka.
Di manapun kita sembunyi allah mengetahui keberadaan kita.
Dan igatlah saat malaikat di perintahkan mereka tidak membantah,dan malaikat tdk berdusta;dan di saat kita sakit/sehat tdk berduli kalau allah memrintahkan menjabut nyawa''kita semua.
Tdk seperti di penjara ada keringanan
Semoga allah menjaga keimanan kita semua.
Dan di saat nafas terakhir dapat menggucapkan kalimah thoyibah''allahumma amiin..
Sebelu saya mengakiri catantan saya''saya mohon maaf kalau ada kata-kata yg tdk berkenan di hati anda..
Mari kita merung sebentar mehon ampunan,dan berdo,a….
Ya tuhanku,berilah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam gologan orang-orang yg sholeh.,dan jadikan aku buah tutur yang baik bagi orang-orang yg datang kemudian.,dan jadikanlah aku trmsk orang-orang yg mempusakai surga yang penuh kenikmatan.
Ya tuhanku sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampuni aku.
Ya tuhanku,anugrahkanlah kepadaku,seorang anak yg termasuk orang-orang yang sholeh.
Ya tuhanku,tunjukilah aku untuk meyukuri nikmat engkau yg telah engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yg sholih yg engkau ridhoi,berilah kebaikan kepadaku degan .memberi kebaikan,kepada cucuku.sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.
Ya tuhan kami,sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami,sesungguhnya engkau maha kuasa atas segala sesuatu.
Ya tuhanku kami, beriknlah kepada kami kebahagiaan dunia dan akhira
Serta hindarkanlah dari siksa neraka.''
Ya tuhanku,ampunilah aku,ibu bapakku,orang-orang yg masuk kerumahku degan beriman laki-laki atau perempuan.''
Amiin ya robbal alaamiin.
وباالله التّوفيق والهداية
واسّلام عليكم ور حمةالله وبركاته

Karena sayang dan cintanya

Kekasih tercinta
Akalmu sangat cerdas nya
Suaramu lembut nan mesra
Tutur katamu begitu indahnya
Hatimu penuh cinta
Cintailah yang pantas dicinta
Kau memiliki pesona
Pesona yang sangat menggoda

Ingatlah selalu waspada
Janganlah pamer berbangga
Janganlah lengah terlena
Janganlah senang tebar pesona
Tidak semua insan baik sifatnya
Ingatlah suatu saat pasti ada akibatnya

Sesungguhnya
Dia tidak membencinya
Hanya mengingatkan saja
Agar kau selamat bahagia
Karena sayang dan cintanya...

“Berawal Error, Berakhir dalam Tauhid”

Siapa sangka kesalahan komputer adalah jalan pembuka bagi banyak orang untuk memeluk Islam. Kini, ia menghadap sang khaliq dengan membawa tauhid.


Aminah Assilmi, mungkin sebagian orang ada yang belum mengenalnya. Ia adalah Presiden Internasional Union of Muslim Women, organisasi yang mengukir banyak prestasi di bawah kepemimpinannya. Aminah Assilmi telah meninggalkan saudara-saudaranya seiman pada 6 Maret 2010, dalam sebuah kecelakaan mobil di Newport, Tennesse, Amerika Serikat.

Perjalanannya menuju Islam cukup unik. Semuanya berawal dari kesalahan kecil sebuah komputer.

Ia dulu adalah seorang gadis jemaat Southern Baptist--aliran gereja Protestan terbesar di AS, seorang feminis radikal dan jurnalis penyiaran. Ia adalah seorang gadis yang bukan biasa-biasa saja, unggul di sekolah, mendapatkan beasiswa, menjalankan usahanya sendiri, bersaing dengan para profesional dan meraih penghargaan. Semua itu diraihnya ketika masih di bangku kuliah.

Satu hari, sebuah kesalahan komputer terjadi. Siapa sangka, hal itu membawanya kepada misi sebagai seorang Kristen dan mengubah jalan hidupnya secara keseluruhan.

Tahun 1975 untuk pertama kali komputer dipergunakan untuk proses pra-registrasi di kampusnya. Sebelum berangkat ke Oklahoma City untuk urusan bisnis, ia mendaftar ikut sebuah kelas dalam bidang terapi rekreasional. Perjalananan pulangnya tertunda, sehingga ia terlambat masuk kelas dua pekan. Mengejar pelajaran yang tertinggal bukan masalah baginya. Yang mengejutkan adalah, komputer mendatanya masuk dalam kelas teater, di mana siswa harus melakukan pertujukan di depan kelas. Ia adalah seorang gadis yang pemalu, jadi sangat panik membayangkan harus beraksi di depan teman-temannya.

Kelas tidak bisa dibatalkan, karena sudah terlambat. Membatalkan kelas juga bukan pilihan, karena sebagai penerima beasiswa nilai F berarti bahaya. Suaminya menyarankan agar Aminah menghadap dosen untuk mencari alternatif dalam kelas pertunjukan. Yakin dengan janji dosen yang akan membantunya, ia pun datang mengikuti kelas selanjutnya.

Tapi betapa terkejutnya ia, karena kelas dipenuhi dengan anak-anak Arab dan 'para penunggang unta'. Tak sanggup, ia pun pulang ke rumah dan memutuskan untuk tidak masuk kelas lagi. Tidak mungkin baginya untuk berada di tengah-tengah orang Arab. "Tidak mungkin saya duduk di kelas yang penuh dengan orang kafir!"

Suaminya tenang seperti biasa. Menurutnya, tuhan mereka pasti punya suatu rencana. Terlebih ada beasiswa yang jadi taruhannya.

Dua hari Aminah mengurung diri untuk berpikir, hingga akhirnya ia berkesimpulan mungkin itu adalah petunjuk dari tuhan, agar ia membimbing orang-orang Arab untuk memeluk Kristen.

Jadilah ia memiliki misi yang harus ditunaikan. Di kelas ia terus mendiskusikan ajaran Kristen dengan teman-teman Arab-nya. "Saya memulai dengan mengatakan bahwa mereka akan dibakar di neraka jika tidak menerima Yesus sebagai penyelamat. Mereka sangat sopan, tapi tidak pindah agama. Kemudian saya jelaskan betapa Yesus mencintai dan rela mati di tiang salib untuk menghapus dosa-dosa mereka."

Mereka masih juga belum berpaling, jadi diputuskannya untuk melakukan hal lain. "Saya memutuskan membaca kitab mereka, untuk menunjukkan bahwa Islam agama yang salah dan Muhammad bukan seorang nabi."

Atas permintaannya, salah seorang di antara mereka memberikan Al-Quran dan sebuah buku tentang Islam. Aminah lantas melakukan penelitian selama satu setengah tahun. Ia membaca Quran hingga tamat beserta lima belas buku Islam lainnya. Selama itu dia membuat catatan dan keberatan atas beberapa hal, yang akan digunakannya untuk membuktikan bahwa Islam adalah agama yang salah.

Namun secara tidak sadar, ia perlahan berubah menjadi seseorang yang berbeda, dan suaminya memperhatikan hal itu. "Saya berubah, sedikit, tapi cukup membuat dirinya terusik. Biasanya kami pergi ke bar tiap Jumat dan Sabtu atau ke pesta. Dan saya tidak lagi mau pergi. Saya menjadi lebih pendiam dan menjauh."

Melihat perubahan yang terjadi, suaminya menyangka ia selingkuh, karena "bagi pria itulah yang membuat seorang wanita berubah." Puncaknya, ia diminta untuk meninggalkan rumah dan tinggal di apartemen yang berbeda.

"Pertama kali saya mulai mempelajari Islam, saya tidak berharap menemukan sesuatu yang saya perlukan atau inginkan untuk mengubah kehidupan pribadi. Tidak saya ketahui bahwa Islam akan mengubah kehidupan saya. Tidak ada orang yang pernah bisa meyakinkan bahwa akhirnya saya akan merasa damai dan mendapat curahan kasih sayang dan kebahagiaan karena Islam."

Ia terus mempelajari Islam, sambil tetap menjadi seorang Kristen yang taat.

Satu hari ada yang mengetuk pintu. Seorang pria dengan 'pakaian tidur dan taplak meja kotak-kotak merah di kepala' berdiri hadapannya. Namanya Abdul-Aziz Al-Syeikh, ia ditemani tiga orang pria lain yang berpakaian serupa.

Ia merasa sangat terhina karena pria-pria muslim itu datang dengan mengenakan 'baju tidur'. Lebih terkejut lagi ketika Al-Syeikh bilang dirinya ingin masuk Islam. Dijawabnya bahwa ia adalah seorang wanita Kristen yang taat dan tidak berencana sama sekali untuk menjadi muslim. Meskipun demikian, ia ingin bertanya tentang beberapa hal.

Aminah mempersilakan mereka masuk. Ia bertanya dan membuat catatan. "Saya tidak akan pernah melupakan namanya," katanya, seraya menyatakan bahwa Abdul-Aziz ternyata seorang yang sangat sabar dan lemah lembut perilakunya.

"Ia sangat sabar dan mendiskusikan setiap pertanyaan dengan saya. Ia tidak pernah membuat saya merasa konyol atau menyatakan bahwa pertanyaan saya bodoh."

"Dia bilang bahwa Allah menyuruh kita untuk mencari ilmu dan bertanya adalah salah satu jalan untuk meraihnya. Ketika ia menjelaskan sesuatu, rasanya seperti menyaksikan sekuntum mawar mengembang, lembar demi lembar hingga merekah sempurna. Ketika saya katakan tidak setuju atas sesuatu beserta alasannya, ia selalu berkata bahwa saya benar dalam satu hal. Lantas ia mengajak saya mengorek lebih dalam dari berbagai perspektif sehingga benar-benar paham."

Akhirnya pada 21 Mei 1977, gadis jemaat gereja Southern Baptist ini menyatakan, "Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya."



Perjalanan setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, seperti halnya mualaf lain, bukanlah perkara yang mudah. Aminah kehilangan segala yang dicintainya. Ia kehilangan hampir seluruh temannya, karena dianggap 'tidak menyenangkan lagi'. Ibunya tidak bisa menerima dan berharap itu hanyalah semangat membara yang akan segera padam. Saudara perempuannya yang ahli jiwa mengira ia gila. Ayahnya yang lemah lembut mengokang senjata dan siap untuk membunuhnya.

Tak lama kemudian ia pun mengenakan hijab. Pada hari yang sama ia kehilangan pekerjaannya.

Lengkap sudah. Ia hidup tanpa ayah, ibu, saudara, teman dan pekerjaan.

Jika dulu ia hanya hidup terpisah dengan suami, kini perceraian di depan mata. Di pengadilan ia harus membuat keputusan pahit dalam hidupnya; melepaskan Islam dan tidak akan kehilangan hak asuh atas anaknya atau tetap memegang Islam dan harus meninggalkan anak-anak.

"Itu adalah 20 menit yang paling menyakitkan dalam hidup saya." Bertambah pedih karena dokter telah memvonisnya tidak akan lagi bisa memiliki anak akibat komplikasi yang dideritanya.

"Saya berdoa melebihi dari yang biasanya ... Saya tahu, tidak ada tempat yang lebih aman bagi anak-anak saya daripada berada di tangan Allah. Jika saya mengingkari-Nya, maka di masa depan tidak mungkin bagi saya menunjukkan kepada mereka betapa menakjubkannya berada dekat dengan Allah."

Ia memutuskan melepaskan anak-anaknya, sepasang putra-putri kecilnya.

Mungkin udara Colorado terlalu tipis untuk sebuah keadilan, atau mungkin Allah mempunyai rencana lain yang lebih besar. Aminah balik melawan, ia mengangkat kasusnya ke media. Meskipun ia tidak mendapatkan hak asuh atas anaknya kembali, tapi perubahan besar dalam hukum di Colorado terjadi. Seseorang tidak lagi bisa ditolak hak asuhnya dengan alasan agama yang dianutnya.

Sungguh Allah Maha Pengasih, ia diberikan anugerah untuk mengukir sejarah dalam Islam. Ke mana pun ia pergi, banyak orang tersentuh dengan kata-katanya yang indah dan perilaku Islami setelah dirinya memeluk Islam.

Setelah memeluk Islam, ia berubah menjadi seseorang yang berbeda, jauh lebih baik. Begitu baiknya sehingga keluarga, teman dan kerabat yang dulu memusuhinya, mulai menghargai tindak-tanduknya dan agama yang membuatnya berubah elok sedemikian rupa.

Dalam berbagai kesempatan ia mengirim kartu ucapan untuk mereka, yang ditulisi kalimat-kalimat bijak dari ayat Al-Quran atau hadist, tanpa menyebutkan sumbernya. Beberapa waktu kemudian ia pun menuai benih yang ditanam.

Orang pertama yang menerima Islam adalah neneknya yang berusia lebih dari 100 tahun. Tak lama setelah masuk Islam sang nenek pun meninggal dunia.

"Pada hari ia mengucapkan syahadat, seluruh dosanya diampuni, dan amal-amal baiknya tetap dicatat. Sejenak setelah memeluk Islam ia meninggal dunia, saya tahu buku catatan amalnya berat di sisi kebaikan. Itu membuat saya dipenuhi suka cita!"

Selanjutnya yang menerima Islam adalah orang yang dulu ingin membunuhnya, ayah. Keislaman sang ayah mengingatkan dirinya pada kisah Umar bin Khattab.

Dua tahun setelah Aminah memeluk Islam, ibunya menelepon dan sangat menghargai keyakinannya yang baru. Dan ia berharap Aminah akan tetap memeluknya.

Beberapa tahun kemudian ibu meneleponnya lagi dan bertanya apa yang harus dilakukan seseorang jika ingin menjadi Muslim. Aminah menjawab bahwa ia harus percaya bahwa hanya ada satu Tuhan dan Muhammad adalah utusan-Nya.

"Kalau itu semua orang bodoh juga tahu. Tapi apa yang harus dilakukannya?" tanya ibunya lagi.

Dikatakan oleh Aminah, bahwa jika ibunya sudah percaya berarti ia sudah Muslim.

Ibunya lantas berkata, "OK .... baiklah. Tapi jangan bilang-bilang ayahmu dulu."

Ibunya tidak tahu bahwa suaminya (ayah tiri Aminah) telah menjadi muslim beberapa pekan sebelumnya. Dengan demikian mereka tinggal bersama selama beberapa tahun tanpa saling mengetahui bahwa pasangannya telah memeluk Islam.

Saudara perempuannya yang dulu berjuang memasukkan Aminah ke rumah sakit jiwa, akhirnya memeluk Islam.

Putra Aminah beranjak dewasa. Memasuki usia 21 tahun ia menelepon sang ibu dan berkata ingin menjadi muslim.

Enam belas tahun setelah perceraian, mantan suaminya juga memeluk Islam. Katanya, selama enam belas tahun ia mengamati Aminah dan ingin agar putri mereka memeluk agama yang sama seperti ibunya. Pria itu datang menemui dan meminta maaf atas apa yang pernah dilakukannya. Ia adalah pria yang sangat baik dan Aminah telah memaafkannya sejak dulu.

Mungkin hadiah terbesar baginya adalah apa yang ia terima selanjutnya. Aminah menikah dengan orang lain, dan meskipun dokter telah menyatakan ia tidak bisa punya anak lagi, Allah ternyata menganugerahinya seorang putra yang rupawan.

Jika Allah berkehendak memberikan rahmat kepada seseorang, maka siapa yang bisa mencegahnya? Maka putranya ia beri nama Barakah.

Ia yang dulu kehilangan pekerjaan, kini menjadi Presiden Persatuan Wanita Muslim Internasional. Ia berhasil melobi Kantor Pos Amerika Serikat untuk membuat perangko Idul Fitri dan berjuang agar hari raya itu menjadi hari libur nasional AS.

Pengorbanan yang yang dulu diberikan Aminah demi mempertahankan Islam seakan sudah terbalas.

"Kita semua pasti mati. Saya yakin bahwa kepedihan yang saya alami mengandung berkah."

Aminah pernah bercerita tentang seorang temannya penderita kanker yang meninggal pada pada usia 20-an, Kareem Al-Misawee. "Tak lama sebelum ia wafat, ia mengatakan kepada saya bahwa Allah benar-benar Maha Penyayang. Ia dalam penderitaan yang luar bisa dan memancarkan cinta Allah. Dia bilang, 'Allah berkehendak agar saya memasuki surga dengan buku catatan yang bersih'. Kematiannya membuat saya merenung. Ia mengajarkan saya tentang kasih sayang dan ampunan Allah."

Dan kini, Aminah Assilmi menyusul orang-orang yang dicintainya serta meninggalkan semua yang dikasihinya. Termasuk putranya yang dirawat di rumah sakit, akibat kecelakaan mobil dalam perjalanan pulang dari New York untuk mengabarkan pesan tentang Islam. Selamat jalan Aminah.

sumber :
HIDAYATULLAH

~ * HAKIKAT PERSAHABATAN*~


Sahabat ialah kebutuhan jiwa, yang mendapat imbangan.
Dialah sawah hati, yang dengan kasih kau taburi
Dan kau pungut buahnya penuh terima kasih
Dia pulalah naungan sejuk keteduhanmu
Sebagai sebuah pendiangan demi kehangatan jiwamu
Karena engkau menghampirinya dikala hatimu gersang kekeringan
Dan mencarinya dikala jiwa membutuhkan perhatian

Bila ia bicara, menyatakan pikirannya,
kau tiada menakuti bisikan “tidak” dihatimu sendiri
Pun tiada engkau takut melahirkan kata “Ya”
Dan bilamana ia diam , terbungkam tanpa bicara
Hatimu tiadakan henti, mencoba menangkap bahasa hatinya.

Karena dalam persahabatan, tanpa kata,
Segala pikiran, harapan, keinginan, dicetuskannya bersama dan didukung bersama
Dengan suka cita yang utuh, pun tiada tersimpan
Disaat berpisah dengan teman, engkau tiada kan berduka cita
Sebab apa yang paling kau sukai darinya,
Amatlah mungkin lebih cemerlang dari kejauhan,
Sebagaimana sebuah gunung nampak lebih megah dari sawah , ngarai, daratan…

Hendaknya janganlah ada tujuan lain dari persahabatan
Kecuali saling memperkaya kejiwaan.
Sebab kasih yang masih mengandung pamrih, diluar kasih itu sendiri
Bukanlah kasih yang akan diraih,akan tetapi jejaring yang ditaburkan.
Yang hanya akan menangkap penyakit yang tiada diinginkan

Persembahkanlah yang terbaik dari sebuah persahabatan,
Jika ia mesti tahu musim surutmu,
Biarlah ia mengenal musim pasangmu pula,
Sebab siapakah teman itu , hingga engkau hanya mendekatinya?
Untuk suatu kebersamaan sekedar akan membunuh waktu?
Carilah persahabatan untuk bersama-sama menghidupkan sang waktu !
Dialah orangnya untuk mengisi kelemahanmu
Bukannya untuk mengisi keisenganmu.

Dalam persahabatan yang baik
Biarkanlah ada canda tawa ria kebahagiaan
Tuk berbagi duka maupun suka cita
Sebab dari titik –titik kecil embun pagi hari
Hati manusia menghirup fajar merekah
Dan menemukan kehidupan gairah segar
(Kahlil Gibran)

***
Persahabatan yang sejati tidak melihat hasil dan buah dari persahabatan tersebut,
namun kedua belah pihak menikmati proses yang terjadi sebagai bagian dari tugas kehidupan
"Sahabat sejati adalah orang yang mau mendengar dan mengerti ketika Anda mengungkapkan perasaan Anda yang paling dalam.
Ia mendukung ketika Anda tengah berjuang .
Ia menegur dengan lembut penuh kasih ketika Anda berbuat salah,
ia memaafkan ketika Anda gagal.


Seorang Sahabat sejati melecut Anda untuk pertumbuhan pribadi,
mendorong Anda memaksimalkan potensi Anda sepenuhnya.
Adapun yang paling menakjubkan , ia merayakan keberhasilan Anda
seolah-olah keberhasilannya sendiri".

Ketika Sang Mentari mulai menampakkan wajah hari ini, mari kita merenung,
"Sudahkan kita menjadi sahabat sejati bagi orang lain,
dan siapakah sahabat sejati kita yang sesungguhnya hingga hari ini?"....

BC22042010

PACARAN VERSUS TA'RAUF(banyak yang tanya,ini jawabannya)

Pacaran vs Ta’aruf

Sebetulnya apa sih pacaran itu? Biasanya kalau ada cowok dan cewek saling suka...

Jaman sekarang gampang banget ketemu sama orang yang lagi pacaran. Di jalan, mal, kampus, di mana-mana. Apalagi sekarang kan ada acara TV yang nyomblang-in orang sampai ke pengeksposean pernyataan cinta segala.

Sebetulnya apa sih pacaran itu? Biasanya kalau ada cowok dan cewek saling suka, salah satunya nyatain dan yang lainnya terima, itu berarti udah pacaran. Buat sebagian orang pacaran itu isinya jalan berdua, makan, nonton, curhat-curhatan. Pokoknya just for fun lah! Ada juga orang-orang tujuannya untuk lebih mengenal sebelum pernikahan.

Sebagai umat Islam kita perlu lho mengkritisi apakah “praktek pacaran” yang banyak dilakukan orang ini sesuai atau tidak dengan aturan-aturan dalam Islam.

Pertama, orang kalo lagi pacaran maunya berdua terus. Ah yang bener, iya apa iya. Beberapa hari enggak ditelpon udah resah, seharian enggak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus, wah pokoknya dunia serasa berbunga-bunga. Apalagi kalau pakai acara mojok berdua, di tempat sepi mesra-mesraan. Waduh, hati-hati deh, soalnya Rasulullah SAW bersabda, “ Tiada bersepi-sepian seorang lelaki dan perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka.”

Kedua, kalau lagi pacaran rasanya seperti dimabuk cinta. Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya ngontrak. Hati-hati juga nih, nanti kita bisa lupa sama tujuan Allah menciptakan kita (manusia). FirmanNya, “ Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (QS 51:56)

Ketiga, bukan rahasia lagi kalau di jaman serba permisif ini seks udah jadi bumbu penyedap dalam pacaran (Majalah Hai edisi 4-10 Maret 2002). Majalah Kosmopolitan juga mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya.

Memang banyak orang pacaran awalnya enggak menjurus ke sana. Tapi gara-gara sering berdua, ada kesempatan, dan diem-diem syetan udah ngerubung, yah terjadilah. Pertama pegang tangan, terus rangkul pundak, terus cium pipi, terus…..terus…..wah bisa kebablasan deh. Jangan salah lho, agama kita melindungi kita dengan melarang melakukan perbuatan-perbuatan itu.

FirmanNya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS 17:32)

Ternyata Al Quran udah melakukan tindakan preventif dengan melarang mendekatinya, bukan melarang melakukannya. Rasulullah SAW juga bersabda, “Seandainya kamu ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik bagimu daripada menyentuh perempuan yang tidak halal bagimu.” Jadi pegang-pegangan tangan juga mesti dihindari tuh.

Keempat, ternyata pacaran bukan jaminan akan berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang di sekitar kita yang sudah bertahun-tahun pacaran ternyata kandas di tengah jalan. Pacaran pun tidak menjadikan kita tahu segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah.

Kalaulah kini kita tahu praktek pacaran nggak menjadi suatu jaminan bahkan banyak melanggar aturan Allah dan tidak mendapat ridhoNya, masihkah kita yang mengaku hambaNya, yang menginginkan surgaNya, yang takut akan nerakaNya, masih melakukannya? Tapi kalau bukan dengan pacaran, gimana caranya ketemu jodoh? Jaman sekarang kan kita enggak bisa gampang percaya sama orang, jadi perlu ada penjajagan. Islam punya solusi yang mantap dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya ngetop dengan nama Ta’aruf, artinya perkenalan.

Pertama, ta'aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah. Jadi kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi ta'arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta'aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta'ala, kalau tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.

Kedua, ta'aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya. Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, enggak bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon enggak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu tuh).

Ketiga, dengan ta'aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Ini kan penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?

Keempat, melalui ta'aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang kurang sreg bisa dipertimbangan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah melalui sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.

Kelima, kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta'aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama. Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan "digantung" pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunah Rasulullah yaitu menikah.

Keenam, dalam ta'aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar dari zina.

Nah ternyata ta'aruf banyak kelebihannya dibanding pacaran dan Insya Allah diridhoi Allah. Jadi, sahabat……..kita mau mencari kebahagian dunia akhirat dan menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan, mencoba-coba melanggar dan mendapat murkaNya?Segala puji bagi Alloh Ta’ala Yang Mengaruniakan rezeki tanpa batas, Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemberi. Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, kerabat, sahabat, dan pengikutnya yang setia hingga hari kiamat.

Lupa Sarapan Dapat Mempengaruhi Atrofi Otak Anak

Otak besar seorang anak yang sedang berkembang mungkin akan mengalami penyusutan (atrofi), jika dia sering tidak sarapan

Apabila seorang anak sering tidak sarapan, maka otak besarnya yang sedang berkembang mungkin akan mengalami penyusutan (atrofi), sehingga mempengaruhi pertumbuhan intelegensia.

Apakah anak Anda karena harus bangun pagi bersekolah sehingga sering tidak sarapan? Menurut laporan “Lian-he Zaobao” surat kabar terbitan Singapura, apabila seorang anak di pagi hari sering tidak sarapan, maka otak besarnya yang sedang tumbuh mungkin akan mengalami atrofi, sehingga mempengaruhi pertumbuhan intelegensia.

Para peneliti bagian makanan dan gizi di Rumah Sakit Alexander telah meneliti pada rumah tangga di enam negara di Asia tentang apakah anak-anak sarapan di pagi hari, bagaimana pertumbuhan otak dan prestasi belajar mereka, alhasil ditemukan, anak didik yang tidak sarapan, selain konsentrasinya agak kurang, juga lamban dalam merespons.

Para peneliti menunjukkan, “Apabila sarapan di pagi hari terabaikan dalam jangka panjang, otak anak dapat mengalami penyusutan, meskipun di kemudian hari telah memulihkan pola makan yang sehat, bergizi cukup, namun otak yang sudah menyusut tidak dapat pulih kembali, mereka akan berubah menjadi bodoh.”

Sedang para ahli Amerika juga telah melakukan penelitian terhadap anak didik, mereka yang datang ke sekolah, sebagian sarapan, sebagian lagi tidak, terungkap bahwa mereka yang tidak sarapan, responsnya terhadap angka agak lemah, sedangkan yang sarapan lebih sensitif. Teristimewa kalau jam pertama adalah pelajaran matematika, maka anak yang sarapan menunjukkan prestasi yang jauh lebih baik daripada yang tidak.

Para peneliti menunjukkan bahwa penyampaian akan pentingnya sarapan oleh para guru yang secara langsung kepada anak didik adalah yang paling efektif.

Rumah Sakit Alexander dan Lembaga Promosi Kesehatan Singapura melalui para pendidik menanamkan pengetahuan tersebut, dengan sedikit usaha yang dicurahkan ini telah memperoleh hasil yang besar.

Selain itu, penanggung jawab penelitian tersebut juga menunjukkan peran orang tua terhadap kebiasaan makan anak, “Para orang tua hendaknya menanamkan kebiasaan makan bersama de-ngan anak-anak mereka, setidaknya pada saat makan pagi atau makan malam, selain dapat menanamkan kebiasaan baik bagi anak, juga dapat mempererat hubungan antara anak dan orang tua.” [hidayatullah]

-YA ALLAH BAWA AKU - KEMBALIKAN KE ARASY-MU--

Ya ALLAH di malam ini, aku memohon kepada-MU..
Tanpa tangisan dalam doaku..
Karena air mataku sudah tak bisa lagi mengalir sebagaimana mestinya..
Hanya ada tangisan air suci dalam dadaku...

Ya Allah Ya Rabbi... Ku Mohon pada-MU..
Bahwa Aku sudah cukup lelah berjalan dalam perangai keburukan yang pernah Aku lakukan sebelum aku dekat kepada-MU.

Aku sudah banyak menempuh jalan yang berpecah belah, yang bergelombang, yang cukup memilukan hatiku ini.
ketika itu aku merasa Letih rasanya hati ini selalu berjalan tak pernah tentu arah tujuan hidup-ku...

Aku sudah tidak sanggup lagi untuk menapak jalan yang penuh ke-Hina Dina'an ini.
Dan Aku sudah tidak ingin bermain dalam kubangan kemaksiatan seperti yang pernah Aku lakukan sebelum Aku mencintai-MU..

Jiwa, Raga, Sukma Ku telah KAU angkat dalam Arasy-MU ,
KAU Bersihkan seluruh dosa-dosaku yang pernah Aku perbuat ketika itu..

KAU ijabahkan lumuran kotoran yang menempel hatiku...,
Sehingga Aku bisa berdiri tegak dengan Cahaya-MU yang terus menerus menerangi jalan-jalan ku sekarang ini...

KAU telah angkat derajadku untuk dapat bermain di wilayah-MU..
KAU hibur Aku dengan semua Rahmat dan Anugerah yang melimpah ruah dalam kehidupanku...

Tapi Sungguh Ya Allah, Aku hanyalah manusia yang penuh dengan kesalahan, keburukan kehinaan, ketidak berdayaan di depan-MU..

AKu hanya bermohon di malam yang penuh berkah ini..
Aku memohon sekali lagi dengan kerendahan hatiku, sekuat keikhlasan jiwa ragaku dan dengan ke-dungu'anku,,,

Aku mohon Ya Allah.. Tarik Aku kembali lagi ke Arasy-MU...
Aku tak sanggup berada di tengah-tengah keramaian tanpa-MU...
Aku tak ingin hati ini terkotori oleh suatu kaum yang tak kau izinkan bermain di wilayah-MU...

Apa yg KAU hadiahkan dalam taubatan nasuha ini..,
Bahwa Aku sudah cukup menikmati penuh ke'khusyukan hati...
Aku Puas sudah bisa melihat surga sebelum surga sebenarnya..
Aku sudah cukup melangkah bergandengan dengan suatu kaum dalam kezhuhudan dunia..

Ya Allah Aku tidak sanggup merana dalam penantian yang tak pasti tanpa sebab..
Aku tidak bisa mencintai apa yang semestinya Aku cintai sebagai kaum...
Aku hanyalah manusia yang penuh ketiadaan... kehampaan dalam mengarungi kehidupan yang penuh fana..

Ya Allah tarik Aku untuk kembali ke Arasy-Mu, agar Aku tetap selalu sendiri dalam kesendirianku bersama-MU...

Aku hanya milik-MU, Aku hanya sebagian cinta yang KAU miliki..
Pinanglah Aku dalam Arsy-Mu...
Sunting Aku dalam bahtera kasmaran tak berbatas..

Tarik Aku untuk kembali ke arasy -Mu agar Aku selalu menunggu penantian yang tak berujung batas ..
Di mana batas itu adalah penantian yang tak bisa Aku miliki untuk selalu dalam penantian yang khusyuk dalam pengembaraan jiwa ini...

Ya Allah, Aku mohon di malam ini... balutlah Auraku dengan Cahaya kasih-MU..
Agar Aku selalu tidak menoleh kepada kaum yang Merugi, Kepada kaum yang mudarat dan Kepada kaum yang KAU tidak Ridhai Untuk berjalan denganku.

Basuh Raga, Sukma ini dengan keindahan cahaya-MU,,,
Agar Aku selalu Terbuai dalam penantian yang hakiki berjumpa dengan MU..

Ya ALLAH Kasihku.., mohonkanlah apa yang Aku mohon...
Kabulkanlah apa yang semestinya KAU kabuli Untuk diriku yang fana ini .

Aku selalu menunggu dalam penantian yg Agung..
Tarik AKu Kembali ke Arasy-Mu.. agar Aku selalu tenang dalam pengembaraan-ku bersama-MU ...AMIN....

Duhaii Rabbi.. cintaku padaMU tak bisa di katakan dgn kata2 apapun..,
Hanya dgn rasaku padaMU tak kan punah sampai masa ini berakhir di masaMU...

Oh Duhai hai duhai Ilahii...
Tak akan kubiarkan dunia ini mengejarMU..
Biar akan ku hadang dia agar tdk mencintaiMU.
Pandanglah Aku Yaa Rabbi..
Hanya akulah yg pantas menjadi kekasih-MU...
Hmmm niIkmat yaa Ilahi ...
Rasa merasa dirasa membara cintaNya...


isah-Kisah ‘Islami’ di Televisi

Kisah-Kisah ‘Islami’ di Televisi
Fiqih Quran & Hadist.

Dalam dunia tulisan maupun film fiksi, 'tuhan' dari lakon cerita adalah pengarangnya. Dialah yang membuat alur dan nasib masing-masing tokoh dan lakon. Pengarang bisa saja menampilkan seorang manusia yang awalnya sangat jahat, akhirnya menjadi taat. Atau dahulunya sangat taat, akhirnya bejat. Bisa pula menampilkan tokoh super hebat dan lebih sakti dari para Nabi. Dari sisi inilah barangkali fiksi banyak diminati, karena alur dan warna cerita bisa sangat variatif. Cerita bisa pula dibuat menarik dengan mengambil back ground waktu dan tempat yang beragam. Bisa lintas generasi atau bahkan lintas alam.

Mempertemukan antara tokoh wayang Gatutkaca dengan tokoh fiktif Superman pun tidak mustahil. Atau para pendekar muslim melawan monster. Hal-hal aneh yang tak jauh dari itulah yang ditampilkan di sinetron "islami' fiksi di Televisi.

Memang menarik, tetapi isinya adalah kedustaan. Nabi melarang berdusta untuk membuat orang-orang tertawa,

"Celakalah orang yang bercerita lalu dia berdusta untuk membuat orang-orang tertawa, celakalah ia..celakalah ia." (HR Abu Dawud)

Wallahu a'lam, karena 'illat dari larangan tersebut adalah kedustaannya, bukan karena lucunya, maka membuat kedustaan supaya orang menangis, takut atau gembira juga dilarang.
Apalagi, beberapa di antaranya jelas-jelas mengandung khurafat atau kesyirikan. Seperti seorang ustadz yang memakai biji tasbih sebagai jimat. Dari tasbih keluar huruf-huruf hija'iyyah atau bisa meledak. Ini sanga lazim nongl di TV. Padahal Nabi bersabda,

"Sesungguhnya jampi, jimat dan pelet adalah kesyirikan." (HR Ibnu Majah, Ahmad)

Kisah Nyata yang Menakut-nakuti

Seorang Nasrani pernah berkata kepada seorang ustadz, "Ustadz, saya takut masuk Islam!", Sang ustadz bertanya, "Kenapa?", Dia menjawab, "Takut kalau mati nanti seperti di sinetron-sinetron itu." Takut, kalau masuk Islam nanti kuburannya berasap, jenasah penuh belatung, jenasah bisa terbang, kuburan penuh air dan peristiwa mengerikan lain. Ketakutan itu tidak berlebihan, bukankah seluruh sinetron itu menceritakan tentang orang Islam? Selalunya bicara tentang jenasah terbungkus kain kafan? Bukan berjas, bersalib atau yang sudah jadi abu?

Pada sisi lain, meskipun diangkat dari kisah nyata, sebagai kelengkapan cerita menuntut adanya tambahan dan rekayasa kejadian, nama maupun tempat. Unsur melebih-lebihkan dari kejadian sebenarnya jelas ada. Karena tanpa bumbu ini, cerita menjadi hambar, kurang dramatis.

Seringkali tuntutan skenario juga mengharuskan pemeran wanita menampakkan auratnya. Pemeran pelacur pun tampak persis dengan pelacur, baik pakaian maupun cara merokoknya. Apakah seperti ini mengharapkan penonton bertaubat, sedangkan pemainnya saja belum bertaubat? Anda saja mereka sudah bertaubat, tentu tak sudi main seperti itu. Karena tuntutan skenario bukanlah udzur yang bisa diterima secara syar'i sehingga wanita boleh buka-bukaan. Bukan pula udzur sehingga diperbolehkan seorang muslim bermesraan dengan wanita yang bukan istrinya, apalagi dilihat banyak orang. Jelas ini menyebarkan kemaksiatan, terang-terangan dalam bermaksiat. Padahal Nabi bersabda,

"Setiap umatku diampuni, kecuali mujahirin (yang terang-terangan melakukan dosa)." (HR Bukhari)

Di samping kebenaran cerita perlu dipertanyakan, kesimpulan dan pengambilan ibrah juga seringkali gegabah. Untuk satu kejadian mengerikan dikaitkan dengan dosa tertentu. Misalnya kuburan yang tergenang air, lalu dikaitkan dengan dosa si mayit. Ini berbahaya, bisa menimbulkan su'uzhan kepada mayit yang mengalami hal serupa. Padahal bisa jadi karena sifat tanah mengandung banyak air.

Atau kuburan keluar asapnya, lalu dikaitkan dengan perselingkuhan yang pernah dilakukan si mayit. Dikhawatirkan ketika ada kejadian yang kurang wajar, lalu dicari sisi dosa dan dibesar-besarkan sebagai bumbu cerita.

Sebaik-baik Kisah

Memang, kisah adalah sarana penting diterimanya dakwah. Tetapi tak perlu mengibuli umat untuk mendakwahi mereka. Untuk itulah Nabi tidak pernah bercerita kecuali yang benar. Jika ingin berkisah, maka sebaik-baik kisah adalah kisah yang dipaparkan di dalam Al-Qur'an. Datanya akurat, tidak ada kedustaan di dalamnya. Pelajaran yang bisa dipetik juga telah tergambar jelas. Misalnya tentang siksa bagi kaum Luth, di mana bumi di balik, mereka dihujani batu sampai mati, itu karena dosa homoseks yang mereka lakukan. Atau Qarun yang ditenggelamkan ke bumi beserta kekayaannya, itu karena kesombongannya.

Hadits-hadits juga menyebutkan banyak kisah-kisah menarik dan dijamin asli, bukan fiksi. Kisah-kisah yang ditulis para ulama tentang ulama, atau tentang generasi salaf juga sangat bagus sebagai sarana untuk memotivasi diri untuk senantiasa istiqamah.

Walhasil, bagi yang sudi menggali karya para ulama tentang kisah-kisah nyata yang bermanfaat, niscaya dia akan merasa cukup, tanpa harus mencari kisah-kisah yang mengada-ada. Wallahu a'lam (Abu Umar A/majalah Ar-Risalah)

MEMPERLAKUKAN ANAK DENGAN LEMAH LEMBUT TANPA KEKERASAN Bagikan

MEMPERLAKUKAN ANAK DENGAN LEMAH LEMBUT TANPA KEKERASAN


Sebuah tragedi memilukan dan susah untuk dipahami. Seorang anak kecil tewas terbunuh oleh orang tuanya sendiri, lantaran orang tua gregetan atas tangisan sang anak yang tidak segera berhenti. Sang ayah pun “memperlihatkan” kekuatannya, sehingga darah dagingnya tersebut menghembuskan nafas terakhir, di tangan orang tuanya sendiri.

Kisah memilukan semacam ini bukan imajinatif, tetapi pernah terjadi. Sebuah tindak kekerasan orang tua di lingkungan keluarga. Yang semua terjadi karena sikap emosi dan ketidak sabaran. Padahal, tubuh mungil itu seharusnya mendapatkan belaian kasih sayang. Karena kewajiban bagi orang tua untuk memberikan bimbingan bagi anak, sebagai implementasi amanah yang dibebankan kepada orang tua. Meski saat menghadapi sang anak, tak mustahil orang tua merasa kewalahan karena perilaku yang tidak menyenangkan dari si anak. Begitulah, anak yang merupakan amanah, tetapi juga bisa menjadi sumber cobaan.

ANAK MERUPAKAN AMANAH, SEKALIGUS SUMBER COBAAN
Sebagai konsekuensi dari amanah, orang tua dituntut untuk memberikan perhatian, mencurahkannya kepada sang buah hati dengan penuh kesungguhan. Baik yang berbentuk material maupun psikis. Orang tua harus mempunyai kewajiban memberi bimbingan demi kebaikan dan keselamatan anak. Secara implisit, di dalam al Qur`an surat Tahrim ayat 6, Allah telah mengingatkan pentingnya hal ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…" [at Tahrim : 6].

Setelah mengetengahkan ayat di atas, Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu mengatakan: “Ibu, ayah, guru dan masyarakat bertanggung jawab di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala kelak tentang pendidikan generasi penerus mereka. Jika mereka telah melaksanakan yang terbaik, niscaya sang anak dan mereka akan bahagia di dunia dan akhirat. Tetapi apabila melalaikan pembinaannya, niscaya akan celaka, dan dosa akan berada di pundak-pundak mereka”.[1]

Anak, selain berfungsi sebagai penyejuk mata orang tuanya, juga bisa berperan menjadi fitnah yang bisa menggoda, bahkan berpotensi menjerusmuskan orang tuanya menuju jurang kenistaan. Cobaan ini bisa terjadi, lantaran fitrah orang tua yang sangat mencintai anak-anaknya, sehingga terkadang apapun yang menjadi tuntutan kebutuhan sang anak, selalu berusaha dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan tanpa reserve ini bisa menjadi salah satu sumber fitnah ini, tak mustahil membebani kemampuan orang tua, sehingga tatkala tak terpenuhi, ia bisa menimbulkan intrik (masalah).

Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam al Qur`an memperingatkan :

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadapnya …" [at Taghabun : 14].

Syaikh as Sa'di menyatakan: "Ini merupakan peringatan Allah bagi kaum Mukminin agar tidak terjerumus oleh tipuan istri dan anak-anaknya. Sebab, sebagian mereka bisa berperan sebagai musuh. Dan musuh adalah sosok yang menginginkan kejelekan bagimu. Maka tugasmu adalah, mewaspadai anggota rumah tangga dari sifat tersebut. Sementara tabiat jiwa manusia berkecenderungan mencintai istri dan anak-anak…”[2]

KASIH-SAYANG MERUPAKAN PRINSIP ISLAM[3]
Sifat rahmat dalam agama kita cakupannya meliputi dunia dan akhirat, manusia, hewan, bangsa burung dan lingkungan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Dan rahmatku meliputi sagala sesuatu." [al A’raf : 156].

Dalam ayat di atas, Allah menyifati diriNya dengan sifat rahmat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". [al Anbiya’ : 107].

Kata al ‘alamin dalam ayat di atas bersifat umum, menyangkut manusia, jin, hewan, burung, binatang-binatang penghuni daratan maupun lautan. Allah l memerintahkan (kaum Muslimin) bersikap kasih-sayang dalam segala hal dan tindakan. Semakin lemah seorang makhluk (manusia), maka curahan kasih dan sayang padanya mesti lebih besar, dan kelembutan kepadanya lebih dituntut lagi. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang menghardik anak yatim dan berbuat jahat kepadanya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan adapun terhadap anak yatim, maka janganlah engkau bertindak sewenang-wenang". [adh Dhuha:9].

Siapapun menyukai kelembutan dan sikap simpatik. Hal ini sudah menjadi tabiat manusia, mereka lebih menyenangi sosok-sosok yang penampilannya sejuk tidak angker. Cerminan implemenatsi kasih-sayang ini telah dicontohkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan beliau mencela orang yang tidak mempunyai rasa kasih-sayang pada anak-anaknya.

Imam al Bukhari menuliskan sebuah judul, bab rahmatu al waladi wa taqbilihi wa mu’anaqatihi, (bab kasih-sayang pada anak, menciumi dan memeluknya). Dalam bab ini, Imam al Bukhari membawakan sebuah hadits yang menceritakan, bahwa suatu ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kedatangan seorang sahabat yang bernama Aqra’ bin Habis. Ia melihat beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam sedang mencium al Hasan (cucunya). Maka ia berkomentar: “Aku mempunyai sepuluh orang anak, (namun) aku tidak pernah mencium satu pun dari mereka,” maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ

"Barangsiapa tidak menyayangi, maka tidak disayangi".[4]

BUKAN KEKERASAN, TETAPI LEMAH-LEMBUT
Di tengah keluarga, anak-anak juga mempunyai hak layaknya anggota keluarga lainnya. Terutama hak untuk meraih hangatnya kasih-sayang dari orang tua atau pun penghuni rumah yang lain. Anak-anak meruapakan bagian dari keluarga yang mendapatkan perhatian dan kasih-sayang penuh, supaya pertumbuhan jasmani dan psikisnya baik.

Semakin lemah seorang makhluk (manusia), maka curahan kasih dan sayang, sikap lemah-lembut kepadanya, semestinya lebih besar. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk mencurahkan perhatian ekstra terhadap anak-anak, wanita dan orang tua renta, atau orang yang belum tahu (jahil).

Sebagai contoh, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mencaci-maki orang badui yang kencing di masjid, juga tidak memukulnya. Sebab orang tersebut belum mengetahui hukum dan kondisi. Oleh karena itu, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak bersikap kasar kepadanya, justru melarang sebagian sahabat yang berniat untuk menghentikan polahnya yang tidak terpuji di masjid.[5]

Demikian juga, saat mengomentari kesalahan sahabat Mu’awiyah bin Hakam as Sulami yang mendoakan orang yang bersin di tengah shalat. Usai shalat, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam hanya menasihati : “Ini adalah shalat, tidak pantas di dalamnya diucapkan omongan-omongan dengan orang. (Yang dikerjakan) hanya mengucapkan tasbih, takbir dan membaca al Qur`an”.

Begitu melihat lembutnya teguran Nabi, maka ia pun berkata : “Aku tebus engkau dengan ayah dan ibuku. Aku tidak pernah melihat pendidik sebelum dan sesudah itu yang lebih baik cara mendidiknya dibandingkan beliau. Beliau tidak menghardikku, tidak memukulku, (juga) tidak mencaci makiku”.[6]

Itulah karakter yang mendominasi pribadi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, menjadi uswah (teladan) bagi seorang guru, pendidik ataupun orang tua. Sifat kelembutan dan kasih-sayang menjadi simbol, apalagi kepada anak-anak.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Dan sungguh pada diri Rasulullah terdapat teladan yang baik bagi kalian, (yaitu) orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan mengingat Allah dengan banyak". [al Ahzab : 21].

Apabila rasa cinta, kasih sayang orang tua (dan pendidik) kurang tercurahkan pada diri anak-anak, tak mustahil sang anak akan tumbuh sebagai pribadi yang berperi laku aneh di tengah komunitasnya, yaitu kawan-kawannya. Misalnya tidak pandai berinteraksi dengan orang luar, kurang memiliki kepercayaan diri, kurang memiliki kepekaan social, tidak mampu menumbuhkan semangat gotong-royong ataupun pengorbanan. Kelak, kadang-kadang ia tidak bisa menjadi seorang ayah yang penyayang, atau pasangan yang baik interaksinya, juga tidak bisa berperan sebagai tetangga yang enggan mengganggu tetangganya, dan efek negatif lainnya. Sebab itu, merupakan kewajiban bagi orang tua untuk memenuhi kebutuhan cinta dan kasih kepada anak-anaknya.[7]

KEZHALIMAN AKAN MENDAPAT BALASAN
Islam memberlakukan juga cara mendidik anak dengan sanksi (iqab). Namun bentuk-bentuk sanksi itu merupakan pilihan terakhir, dan harus sesuai dengan rambu-rambu yang telah digariskan Islam. Orang tua (setiap muslim) tidak boleh bertindak aniaya kepada siapa saja, apalagi menjadikan anak-anak sebagai obyek pelampiasan kemarahan, kompensasi dari stress ataupun kejengkelan yang sedang menyelimuti kepala orang tua. Menghukum orang dewasa yang tidak bersalah saja dilarang keras oleh Islam, apalagi menghukum anak-anak yang masih kecil yang tidak berdosa dan tidak berbuat salah.

Tindakan semena-mena yang dilakukan oleh oknum orang tua, ibu atau ayah, baik yang bersifat fisik, emosi ataupun psikis, tetap saja termasuk dalam kategori kezhaliman, yang akan dimintai tanggung jawabnya kelak di Akhirat. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Maka, demi Rabb-mu, Kami pasti akan menanyai mereka semua". [al Hijr : 92].

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan di dalam hadits hasan riwayat an Nasa-i : “Sesungguhnya Allah akan menanyakan setiap penggembala (setiap orang yang diamanahi dengan tanggung jawab) tentang apa yang menjadi tanggung jawabnya, apakah ia memeliharanya atau menyia-nyiakannya?”

Abu Mas'ud al Badri Radhiyallahu 'anhu pernah mengisahkan:

كُنْتُ أَضْرِبُ غُلَامًا لِي بِالسَّوْطِ فَسَمِعْتُ صَوْتًا مِنْ خَلْفِي اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ فَلَمْ أَفْهَمْ الصَّوْتَ مِنْ الْغَضَبِ قَالَ فَلَمَّا دَنَا مِنِّي إِذَا هُوَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا هُوَ يَقُولُ اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ قَالَ فَأَلْقَيْتُ السَّوْطَ مِنْ يَدِي فَقَالَ: اعْلَمْ أَبَا مَسْعُودٍ أَنَّ اللَّهَ أَقْدَرُ عَلَيْكَ مِنْكَ عَلَى هَذَا الْغُلَامِ قَالَ فَقُلْتُ لَا أَضْرِبُ مَمْلُوكًا بَعْدَهُ أَبَدًا. و في رواية : فَسَقَطَ مِنْ يَدِي السَّوْطُ مِنْ هَيْبَتِهِ

"Aku pernah memukul budak lelakiku. Kemudian aku mendengar suara dari belakang yang berbunyi : "Ketahuilah, wahai Abu Mas'ud," aku tidak memahami suara itu karena larut dalam emosi. Tatkala orang itu mendekat, ternyata adalah Rasulullah. Beliau berkata : "Ketahuilah, wahai Abu Mas'ud. Sesungguhnya Allah lebih kuasa menghukummu daripada dirimu terhadap budak lelaki itu”. Ia kemudian berkata : "Setelah itu, aku tidak pernah memukul seorang budak pun". Dalam riwayat lain : "Cambukku terjatuh dari tanganku karena kewibawaan beliau".[8]

EFEK NEGATIF KEKERASAN PADA ANAK DALAM RUMAH TANGGA
Orang tua yang sukses dalam mendidik anak harus menjauhi cara-cara hukuman fisik. Impian setiap pasangan adalah, anak-anak mereka tumbuh dan berkembang secara optimal, agar kelak menjadi manusia yang memiliki kepribadian matang.

Kekerasan, disamping merupakan tindakan itu sia-sia, hal itu juga berbahaya bagi pelaku dan obyeknya. Metode mendidik dengan tindakan fisik, seperti menampar, mencubit atau memukul tidak efektif memberikan penyadaran. Justru yang sangat mungkin akan menimbulkan luka batin, trauma, serta mengganggu pertumbuhan kepribadian anak. Dia akan menjadi pendiam dengan menyimpan kebencian karena karakternya sudah hancur oleh penghinaan dan ejekan [9]. Atau sebaliknya, sang anak menjadi hiperaktif atau dia justru mengalami depresi. Sangat mungkin pula terjadi, anak menjadi dendam saat beranjak dewasa nanti atas perlakuan orang tuanya yang menyakitkan.

Bahkan kemungkinan juga terjadi cacat fisik atau kematian. Pada saat itulah akan muncul penyesalan, namun nasi sudah menjadi bubur.

Layak untuk direnungkan perkataan Ibnu Khaldun : “Barangsiapa yang pola asuhannya dengan kekerasan dan otoriter, baik (ia) pelajar atau budak ataupun pelayan, (maka) kekerasaan itu akan mendominasi jiwanya. Jiwanya akan merasa sempit dalam menghadapinya. Ketekunannya akan sirna, dan menyeretnya menuju kemalasan, dusta dan tindakan keji. Yakni menampilkan diri dengan gambar yang berbeda dengan hatinya, lantaran takut ayunan tangan yang akan mengasarinya”.[10]

Oleh karenanya, untuk menjadi perhatian kita, bahwa :
1. Berinteraksi dengan anak kecil harus dilandasi dengan sifat kasih sayang dan cinta. Kekerasan hanya akan menimbulkan efek yang negatif bagi anak.
2. Islam melindungi hak-hak anak-anak.
3. Setiap apa yang kita lakukan, termasuk kezhaliman, maka perbuatan seperti ini akan mendapat balasan.


________
Footnote
[1]. Kaifa Nurabbi Auladana, hlm. 22.
[2]. Taisiru al Karimi ar Rahman, hlm. 868.
[3]. Pembicaraan tentang rahmat disarikan dari tulisan ar Rahimuna Yarhamuhu ar Rahman, Syaikh Dr. Muhamammad bin Musa bin Nashr, Majalah al Ashalah, edisi 21, Th. IV, Rabi’ul Akhir 1420H, secara ringkas, Ithafu al Khiayarari al Maharati fi Ma’rifati Wasaili at Tarbiyah al Muatstsirah, hlm. 6-61.
[4]. Shahih al Bukhari, kitab al Adab, 18, bab Rahmatu al Waladi wa Taqbilihi wa Mu’anaqatihi; Muslim, kitab al Fadhail no (65).
[5]. HR Muslim no. 285.
[6]. HR Muslim no. 537.
[7]. Lihat Ushul at Tarbiyah al Islamiyyah, karya Abdur Rahman an Nahlawi, hlm. 137.
[8]. HR Muslim no. 3135.
[9]. Kaifa Nurabbi Waladaka, hlm. 92.
[10]. Al Muqaddimah, 540. Lihat pula Kaifa Nurabbi Waladaka, karya Laila bintu Abdir Rahman al Juraiba, hlm. 91.

TERCELANYA MENGIKUTI HAWA NAFSU

Sebuah petuah dan nasehat merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk menyampaikannya antara satu dengan yang lainnya, suatu bentuk perhatian positif yang dibangun di atas dalil-dalil syar’i bersumber dari Kitabullah dan hadits-hadits Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam.

Allah subhanahu wata’ala berfirman:

وذكر فإن الذكرى تنفع المؤمنين

“Dan berilah peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang beriman.” (Adz Dzariyyat: 55)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الدين النصيحة، قلنا لمن ؟ قال لله ولكتابه ولرسوله ولأئمة المسلمين وعامتهم.

“Agama ini adalah nasehat, para shahabat berkata: Bagi siapa wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan kaum muslimin secara keseluruhan.” (HR. Muslim dari shahabat Abu Ruqayyah Tamim Ad-Dary radhiyallahu ‘anhu)

Dan juga dari shahabat Abu Sa’id Al Khudry radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

لا يمنعن رجلا هيبة الناس أن يقول بحق إذا علمه أو شهده أو سمعه

“Tidaklah rasa segan terhadap manusia mencegah seseorang untuk mengatakan suatu kebenaran jika dia mengetahuinya (atau menyaksikannya, atau mendengarkannya).” (As Silsilah As Shahihah no. 168)

Maka berikut ini merupakan kumpulan nasehat singkat tentang suatu penyakit yaitu hawa nafsu, sumber dari berbagai kejelekan yang mengantarkan seseorang kepada kesengsaraan di dunia dan di akhirat, sehingga dengan tulisan yang singkat ini penulis berharap bisa mengobati hati-hati yang mulai rapuh karena virus penyakit ini, menyadarkan kembali jiwa-jiwa yang tertidur lelap di atas ranjang kenikmatan yang semu dan membimbingnya ke jalan-jalan keselamatan menuju keridhaan Allah.

“Hawa nafsu!!”, suatu kata yang sering sekali kita mendengarnya di kehidupan kita. Al Imam Asy Sya’bi rahimahullah berkata: “Sesungguhnya kenapa dinamakan hawa nafsu adalah karena dia menyeret seorang hamba ke dalam an nar”

Banyak sekali celaan dan hinaan bagi para pengikut, penghamba, pengekor hawa nafsu, shahabat yang mulia Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan: “Tidaklah Allah menyebutkan kata hawa di berbagai tempat di dalam Al Qur’an kecuali mencelanya!!!”

Berkata Al Imam Ibnu Rajab rahimahullah: “Yang dikenal di dalam penggunaan kata hawa ketika dimutlakkan adalah kecondongan kepada segala sesuatu yang menyelisihi kebenaran, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

ولا تتبع الهوى فيضلك عن سبيل الله

“Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.” (Shaad: 26)

وأما من خاف مقام ربه ونهى النفس عن الهوى

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.” (An Naazi’at: 40)

Al Imam Abu Bakr ‘Amr Ibn Abi Ashim Adh Dhahhak bin Makhlad Asy Syaibani rahimahullah di dalam kitab Sunnahnya membuat sebuah bab “Penyebutan hawa yang tercela kita berlindung kepada Allah darinya dan segala sesuatu yang mengundang kemurkaan-Nya“, di dalam bab tersebut terdapat sebuah hadits Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam yang diriwayatkan oleh shahabat Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

يَكُونُ أَقْوَامٌ تَتَجَارَى بِهِمْ تِلْكَ الْأَهْوَاءُ كَمَا يَتَجَارَى الْكَلْبُ بِصَاحِبِهِ فَلاَ يَبْقَى مِنْهُ مَفْصَلٌ إِلاَّ دَخَلَهُ

“Akan ada banyak kaum yang hawa nafsu mengalahkan diri-diri mereka, sebagaimana virus penyakit yang menjangkiti anjing sehingga tidak tersisa dari bagian tubuh (persendian) tersebut kecuali telah dimasuki oleh virus tersebut.” (Kitabus Sunnah no.1, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani)

Maka sungguh akibat yang dihasilkan oleh hawa nafsu sangat merugikan di dunia dan di akhirat, di dunia dia terhalang dari kebenaran sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu: “Dua perkara yang aku takutkan akan menimpa kalian panjang angan-angan dan mengikuti hawa nafsu, karena sesungguhnya panjang angan-angan melupakan kita dari akhirat adapun mengikuti hawa nafsu menghalangi seseorang dari kebenaran.”

Bahkan dengannya bisa menyeret seseorang ke dalam an-nar sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam tentang seorang hakim (pengambil keputusan) ketika di dalam menjalankan tugas dan mengambil keputusan dia dikalahkan oleh hawa nafsunya, Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda:

القُضَاةُ ثَلاَثَةٌ : قَاضِيَانِ فِي النَّارِ وَقَاضٍ فِي الْجَنَّةِ قَاضٍ قَضَى بِالْهَوَى فَهُوَ فِي النَّارِ وَقَاضٍ قَضَى بِغَيْرِ عِلْمٍ فَهُوَ فِي النَّارِ وَقَاضٍ قَضَى بِالْحَقِّ فَهُوَ فِي الْجَنَّةِ

“Hakim (pengambil keputusan) itu ada 3: 2 berada di an nar dan 1 berada di al jannah, seorang hakim mengambil keputusan dengan menggunakan hawa nafsunya maka dia di an nar, hakim mengambil keputusan tidak didasarkan atas ilmu maka dia di an nar, dan hakim mengambil keputusan dengan kebenaran maka dia di al jannah” (H.R Abu Dawud dan At-Tirmidzy)

Dari sedikit keterangan di atas sudah menunjukkan tentang bahayanya hawa nafsu, Al Imam Bisyr bin Al-Harits rahimahullah mengatakan: “Ketahuilah bahwa seluruh bencana sumbernya adalah hawa nafsu dan obatnya adalah dengan menyelisihinya”.

Maka hanyalah dengan senantiasa bertaqarrub kepada Allah Ta’ala merupakan jalan keselamatan dari jeratan hawa nafsu, serta dengan mengikuti perintah Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam, yang diantaranya dengan membimbing umatnya untuk berdo’a agar terhindar dari jeleknya hawa nafsu:

اللهم جنبني منكرات الأخلاق والأهواء والأدواء

“Ya Allah jauhkanlah hamba-Mu dari jeleknya akhlak, hawa nafsu, dan penyakit.” (H.R Ashabus Sunan, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al Albani)

Wallahu Ta’ala A’lam.

Saudaraku, JAGALAH PUTRIMU.....!

Oleh : Muhammad Sarbini MHI
mempunyai anak yg sholehah adalah dambaan semua orang tua...

Saudaraku, JAGALAH PUTRIMU.....!
Oleh : Muhammad Sarbini.
Pemberian sebesar apapun harta untuk istri, putra dan putri kita tidak sama sekali bisa menyelamatkan mereka dari api Jahannam, jika bukan Tauhid dan Sunnah yang kita didik bagi mereka. Sebesar apapun bekal ilmu-ilmu sosial/duniawi, keahlian kerja apapun untuk istri, putra dan putri kita tidak sama sekali dapat memasukkan mereka ke dalam syurga jika bukan iman dan amal sholih yang tumbuh di jiwa dan raga mereka.

Saudaraku yang budiman…
Alloh berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim [66]: 6)

Ibnu `Abbas rda berkata:
“Didik dan ajarkanlah ilmu kepada mereka”.

Qotadah rhm mengatakan:
“Memerintahkan mereka untuk ta`at kepada Alloh, melarang mereka dari berma`siat kepadaNya, menegakkan perintah Alloh terhadap mereka dan memerintahkan, mendukung dan memebantu mereka untuk menegakkannya”.

Ad-Dohhak dan Muqotil bin Hayyan rhm berkata:
“Seorang muslim wajib mengajarkan keluarganya, kerabat, budak perempuan dan laki-lakinya tentang apa saja yang difardhukan dan dilarang oleh Alloh Swt”.

Ayat ini menegaskan amanah yang diemban di pundak-pundak kaum mukminin yaitu memelihara dan menjaga diri serta keluarga tercinta dari jilatan api neraka. Amanah ini berarti mewajibkan kita semua mendidik istri-istri, putra dan putri kita semua di bawah naungan Islam. Kita wajib menjaga dan memelihara mereka dari semua konsep, pandangan, perkataan dan perbuatan yang menjerumuskan mereka ke api Jahannam.

mereka bagai kuncup yg belum mekar...
harus dijaga...

Saudaraku, JAGALAH PUTRIMU.....!
Oleh : Muhammad Sarbini MHI

Saudaraku yang budiman…
Alloh berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim [66]: 6)


Saudaraku yang budiman…

Pemberian sebesar apapun harta untuk istri, putra dan putri kita tidak sama sekali bisa menyelamatkan mereka dari api Jahannam, jika bukan Tauhid dan Sunnah yang kita didik bagi mereka. Sebesar apapun bekal ilmu-ilmu sosial/duniawi, keahlian kerja apapun untuk istri, putra dan putri kita tidak sama sekali dapat memasukkan mereka ke dalam syurga jika bukan iman dan amal sholih yang tumbuh di jiwa dan raga mereka.

Semua tiada guna, semua tiada harga, semua hanya kepuasan palsu di dunia fana, yang sebentar lagi akan lenyap kita tinggalkan tanpa sisa.

Rasululloh bersabda,

يَا مَعْشَرَ قُرَيْشٍ أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ يَا مَعْشَرَ بَنىِ كَعْبٍ أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ يَا فَاطِمَةَ بِنْتَ مُحَمَّدٍ أَنْقِذُوْا أَنْفُسَكُمْ مِنَ النَّارِ فَإِنِّى وَاللهِ لاَ أَمْلِكُ لَكُمْ مِنَ اللهِ شَيْئًا إِلاَّ أَنَّ لَكُمْ رَحِمًا سَأَبُلُّهَا بِبَلَلِهَا

“Hai kaum Quraisy, selamatkanlah diri-diri kalian dari api neraka. Hai Bani Ka’ab selamatkan diri kalian dari api neraka, Hai Fathimah putri Muhammad selamatkan dirimu dari api neraka. Demi Alloh, sesungguhnya aku tidak sanggup membela kalian sedikitpun di sisi Alloh, kecuali hanya sekedar hubungan rahim yang memberikan kesejukan sekejap saja…..” (HR. Bukhori dan Muslim)

Hubungan kekerabatan kepada makhluk yang mulia saja tidak dapat menyelematkan keluarga Rosululloh saw dari api neraka, bagaimana pula dengan kita yang sama sekali tidak terkait dengan hubungan kemuliaan apapun, kecuali taqwa, iman dan amal sholih kita? Marilah kita merenungkan kehidupan kita yang sesungguhnya.


Saudaraku yang budiman…

Marilah kita renungkan sejenak tentang putri kita khususnya. Mencari dan memilih sarana pendidikan yang akan menghantarkan putri-putri kita ke dalam syurga dan menjaga mereka semua dari api neraka adalah kewajiban kita. Sarana pendidikan yang mengajarkan kemurnian Islam, Tauhid dan Sunnah Nabi yang mulia. Bukan sekedar wahana pendidikan yang mengarahkan mereka untuk memeras keringat mencari kerja, bukan pula mengejar ijazah menjadi sarjana (selembar kertas prestise) duniawi belaka. Bukan pula hanya meraih prestasi duniawi (seperti cerdas berbahasa Inggris, Ahli Kimia, Biologi, Matematika dan lain-lain)

Jawablah dengan iman Anda, jika bisikan syaithon mengatakan “Putri-putri kita pun butuh pekerjaan yang akan mendukung nafkah kehidupan mereka, saat kita telah tiada ?”. Ya butuh tapi syaithon bukan sedang membisikkan kita butuh pekerjaan untuk nafkah putri-putri kita, tapi menjadikan tujuan kehidupan asasi yang dipertuhankan. Bukankah demi sebuah pekerjaan mancari nafkah, perintah-perintah dan larangan-larangan Alloh pun siap dilanggar dan ditinggalkan karena menjadi penghalang ? Bahkan kita buat seribu dalih kesulitan dan kedarurotan untuk lepas dari dosa yang kita lakukan ? Padahal putri-putri kita dapat bekerja tanpa melanggar perintah dan larangan Alloh . Menjadi guru wanita, menjadi penulis produktif, menjadi konsultan kaum wanita dan lain-lain. Bahkan menjadi iburumah tangga yang akan menjadi madrasah generasi anak cucu yang mulia. Kita tinggalkan pengabdian itu semua demi harta yang ditelan perut dan dilapukkan tubuh dalam hitungan detik waktu padahal Alloh berfirman,

meretas generasi rabbani....

• •

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Alloh dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (QS. Adz Dzariyaat [51] : 56-58)

Menegaskan ayat ini, Rosululloh saw bersabda:
يَاابْنَ آدَمَ تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلأُ صَدْرَكَ غِنًى وَأَسُدُّ فَقْرَكَ وَإِلاَّ تَفْعَلْ مَلأْتُ صَدْرَكَ شُغْلاً وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ

“Hai anak Adam… Penuhilah hidupmu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi jiwa kekayaan dalam dadamu dan aku tutup kefaqiranmu. Jika engkau tidak mau melakukannya, niscaya Aku penuhi jiwamu dengan kesibukan dan tidak Aku tutup kefaqiranmu”. (Hr. Tirmidzi dengan sanad yang hasan).

Jawablah dengan iman Anda, jika was-was syaithon mengatakan “Bukankah anak-anak kita pun butuh sarana pendidikan yang nyaman dan representatif ?”. Ya betul..tapi syaithon bukan sedang membisikkan kita tentang sarana yang nyaman dan representatif semata, tetapi dia hendak membuat kita menjadikan itu semua sebagai suatu prinsip pendidikan putri-putri kita. Apapun demi sarana yang nyaman dan representatif kita lakukan, sampai-sampai harus meninggalkan toleransi kepada ketidak murnian agama sekalipun, dengan mentoleransikan sedikit kesyirikan, kebid’ahan, atau kemaksiatan, bercampur baur laki-laki dan wanita didalamnya pun. Sama sekali tidak terpikirkan oleh kita bahwa tempat kembali putri-putri kita di akhirat jika semua itu disepelekan adalah lebih perih dan lebih sedih dari tempat pendidikan yang kita bayangkan tidak nyaman, tapi mengajak kemurnian Islam.
Alloh berfirman,

• • •

“Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Bagi mereka lapisan-lapisan dari api di atas mereka dan di bawah merekapun lapisan-lapisan (dari api). Demikianlah Allah mempertakuti hamba-hamba-Nya dengan azab itu. Maka bertakwalah kepada-Ku Hai hamba-hamba-Ku.” (QS. Az Zumar [39] : 15-16)

Yang dimaksud “orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat” adalah bahwa di akhirat kelak mereka sama sekali tidak memiliki hubungan, diri mereka sendiri di neraka sedangkan keluarga mereka di dalam surga atau seluruhnya mereka di dalam nekara.

Jawablah dengan iman anda, jika syaithon membisikkan “Bukankah anak-anak kita saat ini membutuhkan ijazah pendidikan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi ?

Ya betul…tapi semua itu sebenarnya hanyalah tipu daya syaithon palsu dalam menjebak manusia di alam pertempurannya dengan antek-antek syaithon itu sendiri. Berapa banyak pekerjaan tidak menampung orang-orang yenga berijazah? Berapa banyak orang-orang yang berijazah tak bisa melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya? Berapa banyak orang-orang yang berijazah telah menjadi rampok-rampok masyarakat? Berapa banyak orang-orang yang berijazah telah menjadi para pelacur dunia? Dan masih banyak yang lainnya. Cerdaskah? Bahagiakah? Senangkah? Atau sebaliknya. Apalagi kalau itu dijadikan rasa takut untuk anak-anak putri kita seakan sebuah keniscayaan untuk bisa hidup di alam dunia. Ingatlah hanya dengan kesolehan kita dan seluruh keluarga kita yang dapat menghantarkan kita ke dalam ampunan Alloh Swt dengan memasuki Surga `Adn. Alloh Swt sampai-sampai bercerita bahwa para Malaikat mulia pemikul `ArsyNya mendoakan orang-orang yang beriman dan keluarga-keluarga mereka.

Alloh Swt berfirman:

"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan malaikat yang berada di sekililingnya bertasbih memuji Rabbnya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan):"Ya Rabb kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala, ya Rabb kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan.Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar". (QS. al-Mu`min [40]:7-9)

Rosululloh saw dengan sangat tegas bersabda:

إِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ إِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

“Jagalah Alloh, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Alloh, niscaya engkau akan dapati Alloh ada di hadapanmu”. (Hr. Bukhori dan Muslim)

Saudaraku, JAGALAH PUTRIMU.....!
Oleh : Muhammad Sarbini MHI

Saudaraku yang budiman…
Alloh berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahriim [66]: 6)

lihatlah ketika bunga telah mekar...
betapa indahnya...
harum semerbak, mewangi....

Ingatlah saudaraku… Saatnya kita jangan salah pilih untuk pendidikan anak-anak kita, terutama putrid-putri kita tercinta. Jangan terjebak oleh rayuan dunia yang sangat sempit, singkat dan fana. Hanya dengan mendidik mereka dalam kemurnian, kemurnian tauhid yang hanya beribadah kepada Alloh Swt dengan benar, hanya dengan amal sholih yang mencontoh seluruh kehidupan Rasulullah saw dan para sohabatnya, niscaya kehidupan kita akan bahagia dunia dan akhirat. Jangan sekedar memandang tempat yang nyaman dan representafif, jangan hanya mengejar ujian nasional yang sukses, jangan hanya menilai kecerdasan ilmu-ilmu duniawi dan jangan hanya bercita-cita menutupi perut atau tempat tinggal buat orang-orang yang kita cintai.