Minggu, 11 April 2010

BERHENTI & LIHAT YANG BAIK

30-09-2009,Klontang...klontang...klonteng....,bunyi botol kaleng bekas minuman ringan membentur jalan aspal dan rupanya bukan jatuh namun sengaja dibuang oleh pemiliknya karena sudah habis isinya. Lemparan kaleng tersebut rupanya dilempar sengaja mengarah ke sudut tertentu - sambil berlalu dengan kendaraan roda duanya. Tempat yang dituju oleh pemilik kaleng kosong tersebut adalah mendekati seorang pemulung yang sedang berjalan sambil memperhatikan sekitarnya - berharap ada sesuatu barang yang dibuang pemiliknya yang masih dapat dimanfaatkan olehnya.

"Woy..."! teriak pemulung tersebut."Liat-li at dong buang sampah...buta apa?", lanjutnya. Sementara pemilik kaleng tersebut hanya menoleh dari atas motornya & segera melanjutkan perjalannya sambil mengangkat tangan sebagai tanda permintaan maafnya.

Pemulung tersebut mulai mencari tahu benda apa yang dilempar orang tsb ke arahnya. Dia mulai berhenti berjalan, melihat ke kiri, ke kanan, memutar badan ke kiri dan memutar badan ke kanan semata hanya untuk memenuhi rasa keingintahuannya. Bahkan dia sampai harus menanyakan orang yang kebetulan dekat dengannya apa dan ke mana jatuhnya benda yang dilempar ke arahnya itu. "Itu tuh Pak jatuh ke selokan,"ujar sesorang lelaki yang sedang membuka gembok pintu warungnya yang baru akan dibuka pagi itu.

Pemulung tersebut bergegas menuju selokan sesuai arah yang ditunjuk oleh lelaki tersebut dan mendapatinya sebuah kaleng bekas botol minuman ringan yang berwarna biru tersangkut diantara sampah. Segera dia melepaskan gendongan besar yang berada di punggungnya, meletakannya di atas trotoar dan sementara dirinya berjongkok hingga lututnya menyentuh trotoar dan mulai menggunakan kaitan besi yang dibawanya untuk meraihnya. Sedikit aga sulit untuk meraih kaleng tersebut, namun usaha pemulung tersebut membuahkan hasil juga dan berhasil mendapatkan kaleng bekas minuman tersebut dan dimasukannya ke dalam keranjangnya. Kemudian pemulung tersebut pun pergi melanjutkan
perjalanannya mencari rezeki hari itu.

Saya yang memperhatikannya dari awal kejadian itu, berkali-kali berucap syukur pada Tuhan (Alloh SWT) atas pelajaran yang diperlihatkanNYA dari peristiwa tesebut. Ada keyakinan dalam diri saya (InsyaAlloh benar) bahwa pengendara sepeda motor tersebut memang sengaja membuang kaleng bekas minuman ringannya itu ke arah pemulung agar dapat dimanfaatkan oleh pemulung tersebut sebagai bagian dari rezekinya hari itu. Padahal bisa saja pengendara motor itu membuangnya langsung ke selokan, atau ke tempat sampah yang ditemuinya di perjalanannya atau membuangnya ke embarang arah. Tapi itu semua tidak dilakukannya dan Tuhan (Alloh SWT) lah yang menggerakan pengendara motor tersebut agar memberikan kaleng bekas minuman tersebut ke pemulung itu.

Sementara sang pemulung tidak menyadari bahwa dia sedang mendapatkan rezeki, namun malah marah dan mengupat pengendara motor itu. Sang pemulung hanya bereaksi spontan yang mungkin didasarkan atas perasaan "jadi orang kecil", atau mungkin kemarahan karena tidak dihargai orang lain, atau kekecewaan akan nasib hidupnya yang kurang beruntung, atau masalah yang sedang dihadapinya dan atau banyak kemungkinan-kemungkinan lainnya yang jadi alasan dari reaksinya itu (dan mungkin kita juga akan berbuat hal yang sama seperti sang pemulung tersebut dan mungkin juga dengan berbagai alasan yang sama dengan pemulung tersebut).

Beruntung sang pemulung berhenti dari kondisi tersebut (sebenarnya dikarenakan juga oleh pengendara motor tsb yang lebih memilih pergi & tidak meladeni makian sang pemulung) - yaitu kondisi dimana dia masih meributkan lemparan ke arahnya dan perasaan-perasaannya yang terpicu akibat lemparan tersebut (kesulitan). Sang pemulung mulai mencari tahu apa yang di lemparnya dengan proses pembelajaran di dalamnya (sang pemulung harus tengok kiri, tengok kanan dan bahkan bertanya pada
orang lain) dan setelah mengetahuinya - justru apa yang dimakinya malah memberikannya keuntungan (kemudahan) yaitu dia mendapatkan sebuah kaleng kosong yang dapat dia manfaatkan meskipun dia harus sedikit usaha untuk mendapatkannya (kesulitan).

Terakhir....(dan ini yang sering kita melupakannya) sang pemulung pergi begitu saja dengan raut muka yang datar, biasa-biasa saja, tanpa perasaan bahagia dan tanpa terucap sedikit syukur atas
rezekinya - seolah ini adalah hasil usahanya sendiri. Seolah-olah tidak ada campur tangan orang lain dalam rezeki yang didapatnya dan seolah-olah Tuhan (Alloh SWT) tidak menggerakan "KuasaNYA" sehingga rezekiNYA dapat sampai pada sang pemulung itu dengan baik dan bukan ke pemulung yang lain.

Sepertinya sang pemulung masih merasa marah & kesal atas perlakuan pengendara motor itu. Padahal....itulah rahasia Tuhan (Alloh SWT) yang Maha Tahu dengan cara bagaimana DIA berkomunikasi dengan hambaNYA. Sebuah rahasia yang berisi ujian kesulitan dan kemudahan dalam
satu paket untuk hambaNYA yang mau "berhenti dan melihat yang baiknya saja".

"Kaya itu bukanlah banyak harta benda, tetapi kaya ialah kaya hati (HR.Bokhori/Muslim)"
-----------------------------------
Kampanye mengembalikan Kelembutan Hati atas sesama kita
dikutip dari group Facebook Penyejuk Qalbu

Duren Sawit, 1 Muharam 1431 H / 18-12-2009
Salam Sejuk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar