Senin, 26 April 2010

DIALOG DENGAN AHLUS SUNNAH BAGIAN1

Akhy hafidzakallaah
Antara B dan A

A:
Antum belum mengenal manhaj salaf akh?

Pensifatan hanya 20 sifat wajib bg Allah adl termasuk pembatasan. Lalu bagaimana dg penyebutan sifat2-Nya di dalam Al-Qur'an dan As Sunnah? Apakah antm hendak mengingkari apa yg Allah sifatkan atas Diri-Nya?

Makanya, antum baca dlu kitab yg sy maksud. Nanti share, ok?

B:
afwan akhi,,,,terlebih dahulu , sebelum kita diskusi masalh tauhid, ane mau tany dulu, Abu Yahya Albamalanjy , berfaham kan apa?dan ngikut ulama mana?dan berujukan dengan apa?

A
Paham saya adl manhaj salaf Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Saya mengikuti ulama siapa saja yang membawakan dalil dr Kitabullah dan AsSunnah, tanpa mengikuti ketergelinciran mereka rahimahumullah. Karna tiap orang bisa diambil atau ditolak perkataannya, kec Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam.

Afwan, komen antm di note antm ttg qiyas udah ga bs ana akses.

B
kenapa,,,,,kok bisa gt,, hemmmmm.....
Paham saya adl Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Saya mengikuti ulama, muktabar, yang menurt saya akhi lebih menguasai dalil2 dari pada ane,dan selalu mengikuti ulama yang berpegang teguh kepada mazhab,apakah ada yang salah,,,
(Akhy hafidzakallaah), ma makna hu ya sohabi????

B
liannani la mahir jiddan fi lughatul 'arabiah, afwan

A
Akhy hafidzakallah= saudaraku, semoga Allah menjagamu. Bagaimana kita berpegang pada salah satu madzhab? Adakah Allah dan Rasul-Nya mewasiatkan demikian? Bahkan yg Allah perintahkan adl berpegang pd tali Allah (tauhid, menjauhi syirik. Sebagaimana perintah ini telah ada semenjak diutusnya Nabi Nuh 'alaihisSalam. Karna pd masa beliaulah mulai ada kesyirikan di muka bumi) dan menjauhi tafarruk/perpecahan.

A
Maaf, saya telah meremove akun antum, setelah sy membaca note ttg "qiyas". Bukan keseluruhan isinya yg sy ingkari, tp yg saya ingkari adl pd "Nb". Di situ tertulis "wahabi/salafi". Apa yg antum inginkan? Apakah pentasnifan ini dimaksud sbg celaan? Bagaimana antm mengatakan di coment note"sifat 20", kurang lebih demikian"sy keluar dr ta'lim mrk, karna mrk byk me-nyalah2kan, me-nyesat2kan", tp antm malah jatuh pd "pe-nyalah2an" kpd manhaj salaf?

B
g da masalah akhi, cuma lucu aja, akhi kurang memahami perbendaharaan kata, adakah di situ penyalah2 dari saya,,,?(Yang ganjil adalah seharusnya mereka memakai/ mendahulukan Qiyas pula untuk menentukan hal-hal baru sebagaimana imam malik (dan imam-imam madzab lainnya), tidak dari Qur’an dan Hadits langsung ke masalih mursalah. Dalam madzab maliki Qiyas lebih didahulukan daripada masalihul mursalah.)
kalo mang akhi tidak setuju dngn kalimat tersebut, coba dengan argumen....bukan dengan memvonis bahwa itu menyahkan, kan udah saya bilang sama akhi saya muqallid mazhab,.....dan ada apa dengan akhi kalo saya sebut dengan mazhab "wahabi/salafi".kok begitu marah kelihatan nya?afwan kalo menyinggung perasaan akhi.syukron akhi atas kritisnya....

A
Karna kami tdk menamai diri kami dg wahabi, tetapi antm mengatai kami sbg wahabi (?!). Kami menisbatkan diri pd manhaj salaf akhy. Pertanyaan antm: "kenapa tdk mendahulukan qiyas?", karna yg kami ambil dlm memahami agama ini bukan hanya dr qaidah ushul fikihnya Imam Malik saja, tdk sebagaimana persangkaan org2 yg menyelisihi kami. Mereka hanya mentok pd satu madzhab. Pertanyaan sy, lalu bagaimana kita menilai para ulama/kaum muslimin yg hidup sezaman dg imam arba'ah, atau yg sebelumnya, JIKA TAKLID PADA MADZHAB tertentu saja? Jawablah dg kepala dingin akhy -semoga Allah menunjuki antm-

A
Lihat kembali coment antm di note "sifat 20", apa yg antm katakan, siapa yg antm maksud dg "yg sering membawakan dalil dr ibnu Abdil Wahab dan ibnu Taimiyah"!? Apa yg antm maksud itu salafy? Afwan, sy hanya pake modal mengingat saja, ndak ngopas. Jd, ndak sama persis.

B
1.lalu bagaimana kita menilai para ulama/kaum muslimin yg hidup sezaman dg imam arba'ah, jawaban saya saya tidk tau, karna sya tiodak hidup dijaman mereka,tapi jika mereka jidup di jaman saya maka saya akn mengatakan jika bertentangan dengan alqur'an-hadits, ijma' ulama yang muktabar dalam kalangan mazhab dan qias ulama yang di akui keulamaannya maka saya akan menolak pemaham mereka dan bukan memusuhi mereka.
2.JIKA TAKLID PADA MADZHAB tertentu saja?saya jawab saya adakah yang salah pada mazhab ytersebut?tolong di uraikan akhi kalo ada yang salah
3.mengapa kebanyakan dari kami mengatakan kalian"wahabi/salafi"karna
kebanyakan dari kalian mengambil dali sumber patwa dari mereka,apakah salah kalo juga kami mengatakan bahwa kalian juga ber mazhab "wahabi"?afwan bukan maksud ingun menuduh kalo ada yang salah tolong pencerahan nya....


A
@1. Jawaban antm aneh akhy. Bagaimana antm bs mengatakan:" jika mereka (Para sahabat Rasulullah seluruhnya, dan para tabi'in) menyelisi al Quran'an, hadits, ijma', dan qiyas imam yg mu'tabar(tabi'ut tabiin dan ahli ilmu yg sesudahnya), maka sy menolak pemahaman mereka."
Bagaimana antm bs berkata spt itu? Siapa yg lebih dekat masa hidupnya dg masa turunnya wahyu, para sahabat dan tabi'in atau tabi'ut taabi'in? Dan siapakah yg lebih aalim, antara jamaah sahabat atau para a'immah sesudah mereka ridwanallahu anhum. Kalau kita jwb, jamaah para sahabat Rasulullah, maka mengapa kita taklid pd person2 tertentu yg tidak ma'shum. Next...

A
@2. Taklid pada madzhab tertentu? Tentu tidak tercela apabila kita taklid pada sesuatu yg kita tau dalilnya dari 2 sumber pengambilan awal (Al Qur'an dan As Sunnah), tidak pada SEMUA ucapan imam madzhab, karna masing2 manusia sepeninggal Nabi sallallaahu 'alaihi wasallam adl tidak ma'shum. Apabila kita mencukupkan hanya pada qoul satu ulama saja, dan mengabaikan imam yg lain, tentu seakan-akan kita tlah mengangkat person yg tdk ma'shum ke drajat nubuwwah. Wal iyyadubillah.

A
@3. Jika kami ridha dg penisbatan kpd wahabi (Syeikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah), maka berarti kami ridha kpd penisbatan kpd individu yg tdk ma'sum spt beliau. Dan ternyata kami TIDAK HANYA mengambil qoul dr beliau saja,, tp dari jama'ah salafush shaalih (sehingga kami ridha kpd penamaan salafiyyin), spt dari Ishaq bin Rawahaih, Imam Ahmad, Imam Syafi'i, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Yahya bin Ma'in, Imam Bukhari, dll. Tapi dari semua penukilan aqwal para ulama tsb, bermuara pada 2 Sumber awal,, wAllahu a'lam

B
1.lalu bagaimana kita menilai para ulama/kaum muslimin yg hidup sezaman dg imam arba'ah, jawaban saya saya tidk tau, karna sya tidak hidup dijaman mereka,tapi jika mereka jidup di jaman saya maka saya akn mengatakan jika bertentangan dengan alqur'an-hadits, ijma' ulama yang muktabar dalam kalangan mazhab dan qias ulama yang di akui keulamaannya maka saya akan menolak pemaham mereka dan bukan memusuhi mereka. cobakhi fahami tulisan ane ne?

B
2.JIKA TAKLID PADA MADZHAB tertentu saja?saya jawab , adakah yang salah pada mazhab tersebut?tolong di uraikan akhi kalo ada yang salah.... dan yang ini juga,,,,

B
3.mengapa kebanyakan dari kami mengatakan kalian"wahabi/salafi"karna kebanyakan dari kalian mengambil dalil sumber patwa dari mereka,apakah salah kalo juga kami mengatakan bahwa kalian juga ber mazhab "wahabi"?afwan bukan maksud ingin menuduh kalo ada yang salah tolong pencerahan nya....baik lah, stiap muzakarah dengan kaliana ato siapa saja yang mengatakan tidak mengikut mazhab selalu aja mengutarakan dalil dari syekh tersebut, dan kitab yang akhi suruh baca pada ane apakah tidak ada mengambil nukilan dari syekh tersebut??????tolong pencerahannya?????

B
Pensifatan hanya 20 sifat wajib bg Allah adl termasuk pembatasan. Lalu bagaimana dg penyebutan sifat2-Nya di dalam Al-Qur'an dan As Sunnah? Apakah antm hendak mengingkari apa yg Allah sifatkan atas Diri-Nya?ma'af akhi, msalah yang ini, sya tidak pernah menafikan sifat allah yang termaktub dalam alqur'an-hadts,tapi apakh sifat 20 tersebut ada yang menyimpang???ato apakh harus saya nafikan sifat 20 tsb????mohon pencerahannya.....

B
sekarang saya mau bertanya ma akhi?bagai mana menurut akhi sebenarnya masalah tauhid(pengesaan)kepada allah???????

A
Antum udah baca syarah Qowa'idul Mutsa belum?
B
belum, ane akui,makanya ane bertanya ma akhi?????

A
Sy jwb satu-satu.
@tentang Sifat Allah.
Imam Ahmad rahimahullah berkata, Allah tidak boleh disifati kecuali dengan apa yang disifati olehNya untuk DiriNya atau apa yang disifatkan oleh RasulNya, serta tidak boleh melampaui Al Qur'an dan Al Hadits. Madzhab salaf menyifati Allah dg apa yg Dia sifatkan untuk DiriNya dan dengan apa yg disifatkan oleh RasulNya, tanpa tahrif(mengubah), ta'thil(mengingkari/menafikan sifatNya), takyif(menanyakan kaifiyah sifatNya), dan tamtsil(menyerupakan). Dan aqidah ini juga dianut oleh Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, lihat kitabnya Al Fathur Rabbani wal Fadhlu Rahmaniy, cetakan Al Haramain, hal.34, 61, 76, dan 303.

(dinukil melalui melalui Kitab Tauhid 1, Syeikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullah).
Sikap kita, bukan membatasi pd yg 20 atau menafikannya.

A
Syeikh Salih Al Fauzan hafidzhahullah, berkata: "Kita mengetahui bahwa apa yg Allah sifatkan untuk DiriNya adalah haq, tidak mengandung teka-teki dan tidak untuk ditebak. Maknanya sudah dimengerti, sebagaimana maksud orang yang berbicara juga dimengerti dari pembicaranya. Apalagi jika yg berbicara itu adl Rasulullah, manusia yg paling mengerti dg apa yg dia katakan, yg paling fasih dalam menjelaskan ilmu, dan yang paling baik serta mengerti dalam menjelaskan dan memberi petunjuk. Dan sekalipun demikian, tidaklah sesuatu pun yang menyerupai Allah. Tidak dalam DzatNya yg Maha Suci yg disebut dlm asma' dan sifatNya, juga tdk dlm perbuatanNya. Sebagaimana yg kita yakini bahwa Allah mempunyai Dzat, juga af'al/perbuatan, maka begitu pula Dia benar2 mempunyai sifat-sifat, tetapi tidak ada satu pun yg menyamaiNya, juga tidak dalam perbuatanNya."
Kemudian
"Madzhab salaf adl (pertengahan) antara ta'thil dan tamtsil. Mereka tidak menyamakan atau menyerupakan sifat-sifat Allah dg sifat-sifat makhlukNya. Sebagaimana mereka tidak menyerupakan DzatNya dg dzat pada makhlukNya. Mereka tdk menafikan apa yg Allah sifatkan utk diriNya, atau apa yg disifatkan oleh RasulNya. Seandainya mereka menafikan, berarti mereka telah menghilangkan asma' ul Husna dan sifat-sifatNya yg 'ulya(luhur), dan berarti mengubah kalam dari tempat yg sebenarnya, dan berarti pula mengingkari asma' Allah dan ayat-ayatNya."
(dinukil dr kitab yg sama)

A
@2. Tauhid
Inti dari tauhid adl mengesakan Allah DENGAN perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yg disyari'atkan spt doa, nadzar, kurban, roja'(pengharapan), takut, tawakkal, senang dan takut, dan inabah(taubat). Dan inilah inti dakwah para rasul. Lihat pada Q.S An-Nahl:36;
Al-Anbiya':25;
Al-A'raf:59,65,73,85;
Al-Ankabut:16;
Az-Zumar:11
dll. Sehingga belum cukup dikatakan bertauhid, orang2 yg hanya meyakini keesaan Allah dlm hal penciptaan, pemberian rizki, dan pengatur alam semesta, tanpa diiringi dg pengesaan dlm segala jenis ibadahnya HANYA kpd Allah. Wallahu Ta'ala A'lam

B
makasih atas pencerahan nya,dan saya tidak menyalahi itu dan saya akui tapi apakah sifat 20 trsbt ada yang salah?????itu juga pertanyaan saya akhi......tolong dimana yang slahnya agar saya bisa mengetahui dimana letak kesalahannya.....mohon pencerahannya....

A
Yang salah?? Lha antm baca penjelasan sy ttg madzhab salaf dlm mengimani sifat Allah ndak, spt ucapan Imam Ahmad rahimahullah? Dlm aqidah asy'ariyah, menurut penuturan ahli ilmu, mereka byk menafikan dan atau memalingkan makna sifat Allah dlm Al-Qur'an, dg alasan mensucikan Allah dr sifat-sifat makhluk, sehingga terangkumlah dlm 20 sifat itu(yg di dlmnya ada pengulangan), yg tadinya hanya 7 sifat,,,,
Ya akhy, ahlis Sunnah meyakini bahwa dari asma' Allah yg husna (99), terkandung sifat2Nya yg 'adzim. Tetapi tidak semua sifat af'aliyah Allah bs kita taqrir/simpulkan menjadi asma'Nya, spt sifat Ridho, Nuzul, Istiwa', Ghodhob, dll. Untuk lebih jelasnya, antum tanyakan langsung kpd asatidz Salafiyin, dan membaca buku yg sy rekomendasikan (Qowa'idul Mutsa), karna di dalamnya ada pembahasan yg luas. Semoga Allah menetapkan antum dlm hidayahNya. Baarakallaahu fiikum.

B
(Dlm aqidah asy'ariyah, menurut penuturan ahli ilmu, mereka byk menafikan dan atau memalingkan makna sifat Allah dlm Al-Qur'an, dg alasan mensucikan Allah dr sifat-sifat makhluk, sehingga terangkumlah dlm 20 sifat itu(yg di dlmnya ada pengulangan), yg tadinya hanya 7 sifat)wah ane baru tau ne,,,akhi ahli ilmu yang akhi maksud tu siapa?dan jaman siapa?
terima kasih akhi atas percerahan nya, tapi setahu ane mereka kaum asy'ari tidak pernah menafikan nya,tunjukan kalo ada kitab yang menafikan sifat allah tsb.....

A
Antum byk bertanya tuh mau mencari kebenaran atau mencari pembenaran? Antm sendiri mencatat 20 sifat wajib bagi Allah swt, itu dari mana referensinya? Apakah di antara 20 sifat itu ada penetapan sifat Ridha dan Ghodhob(murka) bagi bagi Allah, sifat Istiwa' alal Arsy, al-'Uluw, dsb.? Bukankah kami meyakini, di antara asma'Nya Ar Rahman berarti Dia memiliki sifat Penyayang yg berbeda dg sifat penyayang pd makhluk? Apakah semua itu ditetapkan di antara 20 sifat yg antum sebut, atau malah dihilangkan/dinafikan? Atau hanya sekedar dipalingkan dari maknanya.

Akhy, kalau antm meminta sy mencantumkan kitab mana saja yg menafikan sifat2 Allah, antm tlah salah alamat. Sy bukan santri nu, tp penyebutan sifat 20 di kalangan nu sudah menjadi bukti kongkrit akan penolakan asy-ariyyah thp penetapan sebagian sifat2 Allah, yg tlah disebutkanNya dlm Al-Qur'an.

Terakhir, ahli ilmu yg sy maksud adl Ustadzuna Abu Qatadah Tasikmalaya, hafidzahullah. Beliau adl murid Syeikh Muqbil bin Hadi rahimahullah, ulama Yaman yg antm nukil di note antm. Beliaulah (Ustadz Abu) yg menyatakan asy 'Ariyah menyimpang dlm penetapan Sifat-sifat Allah, dlm bahasan beliau thp kitab Syarah Qawa'idul Mutsa. Haadakallah akhy

B
lucu banget dirimu ya akhi orang bertanya aja seperti nya tidak boleh,,,,banyak kitab refrensinya, 'aqidatun najin, syekh khlid, dusuki, dll nya, bisa di baca ...
Sifat Allah itu banyak/tidak terhitung. Namun seandainya ditulis 1 juta, 1 milyar, atau 1 trilyun, tentu kita tidak akan sanggup mempelajarinya bukan? Seorang ulama menulis 20 sifat yang wajib (artinya harus ada) pada Tuhan/Allah. Jika tidak memiliki sifat itu, berarti dia bukan Tuhan atau Allah. Minimal kita bisa memahami dan meyakini 13 dari sifat tersebut agar tidak tersesat. Setelah itu kita bisa mempelajari sifat Allah lainnya dalam Asma’ul Husna (99 Nama Allah yang Baik).
tolong di jawab pertanyaan ane, akh,,,
apakah akhi tau asal muasal terjadinya firqah di jaman islam,,, dan kenapa bisa terjadi perpecahan di dalam islam, tolong pen cerahan nya akhi....dan akhi tau g kenapa di buat sifat 20....
dan pakah akhi menafikan sifat 20 tsb????

A
Kalau lucu, silakan tertawa akhy. Bukannya saya ndak membolehkan antm bertanya. Tp kan sy mensyaratkan kita sharing stlah antm baca kitab Qawa'idul Mutsa, dan antm blum melakukan itu. Tapi antm udah byk bertanya dahulu sblm antm memenuhi syarat yg sy minta.

A
Ohya, kalau antm belum paham dg madzhab salaf dlm mengimani asma' dan Sifat Allah, kan saya sarankan utk diskusi dg asatidz salafiyyin terdekat. Apakah antm udah melakukan itu? Saya kira belum. Tetapi antm malah mengajak sy kpd diskusi ttg masalah ini. Kaif?
(BERSAMBUNG, INSYA ALLAH,,ed--)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar