Senin, 26 April 2010

Layang Kematian...mu..

Prie....

bermula bapa
lalu bunda
kemudian sang belahan jiwa

adakah yang lebih berduka air mata
dari tangisku sepanjang masa??

adalah kau, Prie....

pedih nyeri perihku
tak sebanding dengan anak sungai lukamu
yang terus ngelangut
seperti kabut
pagi ini yang enggan beringsut

dan, Prie...
maaf tentang layang semalam
yang tak sempat kubaca
dan terlambat hingga nafsnya
yang terakhir....

tertanda SANG PEMILIK ARSYI
dibawa Malaikal Maut
menjemput di dinding rumahmu...

kidung ngilu tengah terlantun
air matamu terlanjur kering
demi setumpuk kehilangan yang silih berganti
tak terperi
demi tetap berseri....

wajahmu, Prie...
teduh lembut
lukisan pesona
ikhlaskan membaca
dan menerima stempel kematian
tanpa berduka....

kehilangan, lagi...
seorang tercinta....

Prie....
aku hanya bisa ikut berbela sungkawa....

Prie...
maafkan, aku tak sempat pula menyambangi ruhnya...

tapi Prie...
aku punya doa....

:turut berbelasungkawa...Prie.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar